• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Keislaman

Empat Pelajaran Penting Isra’ Mi’raj menurut Sirah Nabawiyah

Empat Pelajaran Penting Isra’ Mi’raj menurut Sirah Nabawiyah
Isra' Mi'raj memberikan banyak pelajaran kepada umat Islam. (Foto: NOJ/SAs)
Isra' Mi'raj memberikan banyak pelajaran kepada umat Islam. (Foto: NOJ/SAs)

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra’ Mi’raj? Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: ‘Irdlu Waqâi’ wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan sebagai berikut. Bahkwa ada empat hal yang dapat dipetik dari peristiwa langka itu:

  

Pertama, Menguatkan Hati

Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan. Yaitu wafatnya Dewi Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan. Juga wafatnya sang paman yakni Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy.

 

Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran-Nya. Sehingga hatinya semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan agama Allah. Ini memberikan pelajaran, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majlis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.   

 

Kedua, Kewajiban Shalat

Yang juga melekat dari Isra’ Mi’raj adalah kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap muslim menghadap (mi’raj) kepada Allah lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusu.

 

Dengan shalat yang khusu, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah, sehingga malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, hingga malu untuk berbuat bohong. Yang dilakukan sebaliknya yakni lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan dan kebesaran, Allah sehingga dapat menjadi makhluk terbaik di muka bumi.   

 

Ketiga, sebagai Mukjizat

Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad dengan perjalanan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat.

  

Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi. Juga harus melek terhadap sains dan teknologi.

 

Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolok ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.   

 

Keempat, Mengenalkan Masjid

Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam.

 

Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban bagi kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta.

 

Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya.


Editor:

Keislaman Terbaru