• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Keislaman

Inilah Manfaat Mengadakan Haul Ulama

Inilah Manfaat Mengadakan Haul Ulama
Tampak para jamaah mendengarkan manaqib ulama (Foto:NOJ/nuonline)
Tampak para jamaah mendengarkan manaqib ulama (Foto:NOJ/nuonline)

Tradisi Haul atau dikenal Nyewu (peringatan 1.000 hari setelah kematian) tak terpisahkan di kalangan Nahdliyin. Secara historis, Haul sejak dulu sudah ada, termasuk di Jawa. Namun ketika walisongo datang ke Nusantara, tradisi tersebut diberi corak dan warna Islam, seperti membaca Al-Qur'an, istighfar, shalawat nabi, kalimat hailalah, doa, dan bersedekah.


Setiap memperingati haul Habaib, ulama, kiai dan para sesepuh, pasti diceritakan kisah-kisah heroiknya saat memperjuangkan dakwah Islam, karamah yang dimilikinya, amaliyah yang dikerjakan setiap hari, dan sebagainya. Semuanya dilakukan agar generasi milenial meneladani, memetik hikmah, ingat pada kematian dan ngalap barakah. Syair bijak bestari menjelaskan soal memgisahkan orang shalih.


اُذْكُرْ حَدِيثَ الصَّالِحِينَ وَسَمِّهِمْ – فَبِذِكْرِهِمْ تَتَنَزَّلُ الرَّحَمَاتُ


Artinya: Tuturkan kisah orang-orang shalih dan sebut nama mereka, sebab dengan menuturkannya niscaya berbagai rahmat Allah akan turun.


Syair ini memeberikan nasihat pada umat Islam, di saat seseorang mendengarkan kisah-kisah orang shalih yang sudah tiada, apa yang dilakukan oleh beliau, tidak sebanding dengan ibadah dan amal shalih yang kita kerjakan. Ditegaskan oleh KH Thaifur Ali Wafa Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, semakin banyak menceritakan kisah orang shalih, Allah akan menurunkan rahmat, sehingga setiap orang bisa introspeksi diri terhadap dosa atau kesalahan yang mereka lakukan dan menjadi pribadi lebih baik ke depannya.


Imam Ath-Thibi menjelaskan dalam Faidl Al-Qadir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir.


ﻗﺎﻝ اﻟﻄﻴﺒﻲ اﻟﻤﺄﻣﻮﺭ ﻭاﻟﻤﻨﻬﻲ ﺑﻬﺬا اﻷﻣﺮ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ اﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻓﻜﻤﺎ ﺇﻥ ﺫﻛﺮﻫﻢ ﻣﺤﺎﺳﻦ اﻟﻤﻮﺗﻰ ﻳﺆﺛﺮ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺬﻛﺮﻫﻢ ﻣﺴﺎﻭﻳﻬﻢ كذﻟﻚ


Artinya: Ath-Thibi berkata bahwa perintah dan larangan ini bila mayitnya adalah orang-orang saleh. Sebagaimana menyebut kebaikan orang mati dapat membekas maka menceritakan keburukannya juga demikian.


Dijelaskan oleh Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Al-Hakim yang menerangkan kisah-kisah orang shalih.


ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: "اﺫﻛﺮﻭا ﻣﺤﺎﺳﻦ ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﻭﻛﻔﻮا ﻋﻦ ﻣﺴﺎﻭﺋﻬﻢ


Artinya: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda. Sebutlah kebaikan-kebaikan orang wafat di antara kalian. Dan hindarilah menceritakan keburukan mereka.


Walaupun hadits ini dinilai dhaif, namun memiliki jalur penguat eksternal/syawahid dari hadits-hadits anjuran tidak mencaci maki orang yang sudah tiada.


Diketahui, tak ada satupun acara Haul yang membicarakan kejelekan orang shalih atau yang di haulinya. Bahkan KH Marzuki Mustamar Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menjelaskan pada khalayak bahwa di dalam Bukhari dan Muslim, setiap tahun bertepatan hari wafatnya Sayyidah Siti Khadijah Al-Kubra, Rasulullah SAW menyembelih kambing. Kemudian dagingnya dibagikan ke tetangga sambil menceritakan riwayat Siti Khadijah.


Berangkat dari penjelasan di atas, menceritakan orang shalih di dalam sebuah haul agar masyarakat mengingat jasa baiknya. Demikian pula menghauli orang tua bagian dari balas budi, kebaktian anak pada orang tua meskipun sudah wafat dan mendoakannya. Semua ini tujuannya adalah ingin menghidupkan kandungan surat Al-Isra ayat 23.


وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا


Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu dan bapakmu dengan sebaik-baiknya.


Dengan demikian, mengadakan peringatan haul dianjurkan untuk membacakan manaqib (biografi yang baik) dari orang yang wafat. Tujuannya untuk diteladani kebaikannya saat mengadakan peringatan haul dianjurkan untuk membacakan manaqib (biografi yang baik) dari orang yang wafat, untuk diteladani kebaikannya dan berbaik sangka kepadanya.


Keislaman Terbaru