• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Keislaman

Mendoakan Keburukan untuk Orang Zalim, Bolehkah?

Mendoakan Keburukan untuk Orang Zalim, Bolehkah?
Ilustrasi orang yang terzalimi (Foto:NOJ/nuonline)
Ilustrasi orang yang terzalimi (Foto:NOJ/nuonline)

Manusia hidup tentu mengalami dinamika kehidupan, dan segala hal yang menyangkut kesehariannya tidak akan luput dari suka duka, sedih gembira, marah tertawa, dan seterusnya. Dalam salah satu syiir Arab disebutkan:


ولا حزنٌ يدوم ولا سرورٌ ولا بؤسٌ عليك ولا رخاء

إذا ما كنت ذا قلب قنوع  فأنت ومالك الدنيا سواء 


Artinya: Tiada rasa susah, gembira, buruk, gelisah itu akan selama-lamanya.
Apabila engkau memiliki hati yang qanaah (lapang), maka engkau dan raja di dunia adalah sama


Syiiran ini mengingatkan jika seseorang yang memiliki hati lapang, menerima apa adanya tanpa protes, maka pangkatnya seperti seorang raja. Ia memiliki segala hal pada dirinya. Begitu pula dengan kejadian apapun yang melintasi hidupnya, semua itu tidak langgeng.


Lantas bagaimana jika dia tidak memiliki hati yang lapang sebab dianiaya? Bahkan, ia kemudian mendoakan keburukan pada orang yang zalim?


Dalam kitab I’anah Talibin disebutkan:


تنبيه قال في المغني يجوز للمظلوم أن يدعو على ظالمه كما قاله الجلال السيوطي في تفسير قوله تعالى { لا يحب الله الجهر بالسوء من القول إلا من ظلم } قال بأن يخبر عن ظلم ظالمه ويدعو عليه اه 


Artinya: Peringatan, penulis kitab Mughni berkata: boleh bagi orang yang teraniaya (terzalimi) untuk mendoakan (buruk) untuk orang yang zalim, seperti yang dikemukakan oleh Al-Suyuti dalam menafsirkan surat annisa: 148, bahwa ayat ini tentang ucapan /doa orang yang terzalimi atas kezaliman orang zalim dan mendoakan untuknya.


Sedangkan dalam tafsir Ibnu Katsir:


قال [ علي ] بن أبي طلحة عن ابن عباس : ( لا يحب الله الجهر بالسوء من القول ) يقول : لا يحب الله أن يدعو أحد على أحد إلا أن يكون مظلوما ، فإنه قد أرخص له أن يدعو على من ظلمه ، وذلك قوله : ( إلا من ظلم ) وإن صبر فهو خير له 


Artinya: Ali bin Abi Talhah dari Ibn Abbas mengomentari terkait ayat: Allah tidak menyukai ucapan buruk secara terang-terangan itu maksudnya Allah tidak menyukai seseorang yang berdoa buruk atas orang lain kecuali dia dianiaya (terzalimi), sebab merupakan kebolehan baginya untuk mendoakan orang yang menzaliminya. Karena itu disebutkan “kecuali orang yang dizalimi” meskipun sabar adalah yang terbaik.


Dalam salah satu hadis juga disebutkan:


وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُجَابَةٌ 


Artinya: Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi, sebab doa yang terzalimi mustajab (cepat terkabul) (HR. Malik).


Berpijak dari sini dapat disimpulkan bahwa berdo’a buruk / celaka atas orang yang melakukan perbuatan zalim, dengan tujuan agar si zalim tersebut menjadi jera adalah diperbolehkan. Berbeda dengan Al Ghazali dan Syaikh Nawawi Al Jawi yang menyatakan bahwa berdo’a buruk atas orang yang melakukan perbuatan zalim adalah tidak diperbolehkan, bahkan hal itu merupakan salah satu ma’siat lisan. 


Sebagai tambahan, mendoakan buruk / celaka ini tidak dapat ditujukan pada anak-anak dan keluarganya. Sekalipun diperbolehkan mendoakan mereka, tetapi yang lebih baik adalah memaafkannya. Dan hal ini menunjukkan bahwa agama Islam melarang keras terhadap segala bentuk penganiayaan dan perbuatan zalim.


Editor:

Keislaman Terbaru