Dalam rangkaian shalat tarawih, lazimnya setelah selesai pelaksanaannya bersegera mendirikan shalat witir. Kemudian di akhir shalat witir, imam shalat membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas). Mengapa harus membaca surat tersebut? Ternyata hal ini merujuk pada penjelasan hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW ketika shalat witir membaca surat Al-A’la (sabbihisma rabbika a’laa) pada rakaat pertama. Al-Kafirun (qul yaa ayyuhal kafirun) di rakaat kedua. Di rakaat ketiga, Nabi membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
Berbicara surat Al-Mu'awwidzatain artinya surat yang melindungi, terdiri dari surat Al-Falaq dan An-Nas yang merupakan surat ke-113 (terdiri atas 6 ayat) dan ke-114 (terdiri dari 6 ayat) dalam Al-Qur'an. Kedua surat ini termasuk surat Makkiyah.
Rasulullah SAW mencontohkan beberapa amalan untuk mendapatkan fadhilah surat Al-Mu'awwidzatain.
1. Al-Mu'awwidzatain adalah sebaik-baiknya surat untuk mendapatkan perlindungan Allah dari gangguan jin dan manusia.
Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq meriwayatkan bahwa barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas sebanyak 7 kali usai shalat Jum'at dan dibaca di tempat duduknya, maka ia mendapat perlindungan hingga Jum'at berikutnya.
2. Membaca Al-Mu'awwidzatain ketika akan tidur dan ketika bangun tidur.
Hal ini tertera dalam hadits bahwa setiap muslim harus membaca setiap malam. Uqbah bin Amir meriwayatkan bahwa pernah bertemu dengan Rasulullah lalu ia berpesan kepadanya.
يَاعُقْبُةَ بْنِ عَامِرٍ صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَاعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ
Artinya : Wahai Uqbah bin Amir, sambunglah (silaturahim) kepada orang yang memutuskannya darimu, berilah orang yang tidak mau memberimu, dan maafkan orang yang mendzalimimu.
Sesudah itu, Uqbah datang lagi menemui Rasulullah, kemudian berpesan.
يَاعُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ, اَمْلِكْ لِسَانَكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيْئَتِكَ وَلْيَسَعْكَ
Artinya : Wahai Uqbah bin Amir, kendalikan lisanmu, tangisilah kesalahanmu, dan buatlah rumahmu terasa lapang bagimu.
Kemudian ia bertemu lagi dengan Rasulullah, lalu Nabi berkata.
يَاعُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ أَلآ أُعَلِّمُكَ سُوَرًا مَاأُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَافِي الزَّبُوْرِ وَلَافِي الْإِنْجِيْلِ وَلَافِي الْفُرْقَانِ مِثْلَهُنَّ? لَايَأْتِيْ عَلَيْكَ لَيْلَةٌ إِلَّا قَرَاْتَهُنَّ فِيْهَا: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Artinya : Wahai Uqbah bin Amir, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa surat (Al-Qur'an) yang tidak diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, ataupun Al-Furqan (Al-Qur'an) yang serupa dengannya? Bacalah surat-surat tersebut pada setiap malam, yaitu Qul huwallahu ahad (Al-Ikhlas), Qul a'udzu bi rabbil falaq (Al-Falaq), dan Qul a'udzu bi rabbin nas (An-Nas).
Setiap malam, khususnya sebelum tidur, ia membacanya dan tidak meninggalkannya karena Rasulullah yang menyuruh Uqbah.
3. Membaca surat Al-Mu'awwidzatain dan Al-Ikhlas kepada orang sakit.
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله تعالى عنها-: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Artinya: Dari Aisyah, sesungguhnya Nabi Muhammad apabila hendak tidur setiap malam, Nabi Muhammad menggabungkan kedua telapak tangannya, kemudian meniup kedua telapak tangannya, lalu membacakan surat Al-Ikhlash dan Al-Muawidzatain pada kedua telapaknya, selanjutnya mengusapkan pada jasad (anggota tubuh) yang bisa diraih. Nabi Muhammad memulai (mengusap) dari kepalanya, wajahnya, dan bagian depan tubuhnya. Hal ini dilakukan tiga kali. (HR Bukhari).
Ketika salah seorang keluarga sakit, maka Nabi meniupkan kepadanya dengan Al-Mu'awwidzatain. Begitu pula tatkala Nabi sakit, maka membacakan surat ini untuk dirinya Al-Mu'awwidzatain dan meniup tangannya serta mengusap pada organ yang sakit dengan tangannya.
Kisah lainnya dari Ali bin Abi Thalib yang melihat Rasulullah disengat oleh kalajengking saat melakukan shalat malam. Nabi memukul hewan itu dengan sandal sampai mati. Usai shalat, Nabi meminta mengambilkan garam dan air yang diletakkan di dalam gelas. Lalu menyiramkannya ke atas jari yang tersengat, kemudian mengusapnya sembari membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Mu'awwidzatain.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila memasuki bulan Ramadhan, khususnya saat melakukan shalat witir membaca surat Al-Mu'awwidzatain. Tentu masih banyak beberapa keutamaan yang belum terurai, apalagi surat ini mendapat perhatian khusus di kalangan Nahdliyin dalam hal pengobatan dan beberapa amaliyah lainnya.