• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Keislaman

Menjawab Salam dari Teman Non-Muslim, Inilah Lafalnya

Menjawab Salam dari Teman Non-Muslim, Inilah Lafalnya
Ucapan salam dari non-muslim cukup dijawab wa alaikum (Foto:NOJ/pngtree)
Ucapan salam dari non-muslim cukup dijawab wa alaikum (Foto:NOJ/pngtree)

Indonesia merupakan salah satu negara yang kondisi masyarakatnya heterogen dan majemuk, sehingga interaksinya melintasi sekat agama. Hal ini tentu memiliki dampak positif bagi keberlangsungan perdamaian dan kerukunan di tanah air.


Akan tetapi interaksi tersebut menyisakan sebuah permasalahan, yaitu perihal ucapan salam yang dilontarkan oleh teman non-muslim, bagaimana lafal yang tepat untuk menjawab salam darinya? Mengingat di beberapa forum maupun pertemuan resmi banyak yang mengucapkan salam dalam bingkai persatuan.


Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menebar salam karena mengandung doa kesejahteraan dan kedamaian.


عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ، قالَ: قالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حَتّى تَحابُّوا، أفَلا أدُلُّكُمْ عَلى أمْرٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ أفْشُوا السَّلامَ بَيْنَكُمْ


Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Sukakah kalian kuberi petunjuk sebuah amalan yang bila dilaksanakan membuat kalian saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian (HR Muslim).


Dalam kitab Aun Al-Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud dijelaskan:


أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ ‏ ‏: أَيْ أَظْهِرُوا , وَالْمُرَاد نَشْرُ السَّلَامِ بَيْن النَّاس لِيُحْيُوا سُنَّتَهُ ، قَالَ النَّوَوِيُّ : أَقَلُّهُ أَنْ يَرْفَعَ صَوْتَهُ بِحَيْثُ يُسْمِعُ الْمُسَلَّمَ عَلَيْهِ فَإِنْ لَمْ يُسْمِعْهُ لَمْ يَكُنْ آتِيًا بِالسُّنَّةِ 


Artinya: Tebarkan salam di antara kalian maksudnya menyebarkan ucapan salam di antara manusia agar mereka menghidupkan sunnah. Imam Nawawi berpendapat: minimal ucapan salam itu bisa didengarkan oleh orang yang diucapi salam. Apabila tidak terdengar olehnya, maka tidak termasuk melakukan kesunnahan.


Berkaitan dengan menjawab salam dari Non Muslim , Rasulullah bersabda:


عَن أَنَسَ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ 


Artinya: Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik RA, dia berkata : Nabi Muhammad bersabda: apabila Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) mengucapkan salam untukmu maka jawablah: Wa alaikum (HR. Bukhari no. 6258, Muslim no. 4024)


Abu Sa’d mencoba menawarkan lafal lain untuk digunakan sebagai jawaban atas salam non-Muslim. Dengan syarat sebatas hajat tertentu seperti menghormati non-Muslim yang mengawali pertemuan dengan salam, maka lafal-lafalnya bisa menggunakan: hadakalLahu, An’amalLah shabahaka. 


قال أبو سعد لو أراد تحية ذمي، فعلها بغير السلام، بأن يقول هداك الله أو أنعم الله صباحك


Artinya: Abu Sa’d berkata, jika seorang Muslim ingin menghormati non-Muslim, maka ia dapat menghormatinya dengan kalimat selain salam, yaitu dengan kalimat ‘hadākallāhu (semoga Allah memberi petunjuk padamu)’, ‘An‘amallāhu shabāhaka (semoga Allah membuat pagimu indah).


قلت هذا الذي قاله أبو سعد لا بأس به إذا احتاج إليه، فيقول صبحت بالخير أو السعادة أو بالعافية أو صبحك الله بالسرور أو بالسعادة والنعمة أو بالمسرة أو ما أشبه ذلك. وأما إذا لم يحتج إليه فالاختيار أن لا يقول شيئا


Menurut saya (Imam An-Nawawi), pendapat itu tidak masalah jika ada keperluan saat  seseorang menjawab dengan lafal: Semoga pagimu ini baik, bahagia, atau sehat, Semoga Allah membuat pagimu bahagia, gembira, dalam nikmat, dalam kesenangan, atau serupa itu. Tetapi jika tidak diperlukan, maka sebaiknya tidak menjawab apa pun. (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, halaman 217). 


Dengan demikian menjawab salam dari non-Muslim diperbolehkan selama ucapan salam darinya tersebut tidak mengandung ucapan buruk atau doa celaka, semisal assamu alaikum (kematian untukmu), bukan assalamu alaikum (keselamatan untukmu). Tawaran lafal dari Abu Sa’d juga bisa digunakan dalam rangka saling menghormati.


Editor:

Keislaman Terbaru