• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Puasa dan Ibadah Lain yang Disarankan di Bulan Sya’ban

Puasa dan Ibadah Lain yang Disarankan di Bulan Sya’ban
Ada sejumlah ibadah yang disarankan selama bulan Sya'ban. (Foto: NOJ/NU Network)
Ada sejumlah ibadah yang disarankan selama bulan Sya'ban. (Foto: NOJ/NU Network)

Banyak hal yang dapat dilakukan selama diberikan kurnia bisa hidup sampai bulan Sya’ban. Salah satunya adalah puasa. Bahkan Nabi Muhammad SAW melakukannya. Demikian pula beberapa ulama menyarankan puasa tersebut selama di bulan Sya’ban.


Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan, hari- hari utama (al-ayyâm al-fâdlilah) ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap pekan. Dalam siklus bulanan, Imam al-Ghazali berpendapat bahwa bulan Sya’ban merupakan bagian dari al-asyhur al-fâdlilah (bulan-bulan utama), sebagaimana bulan Rajab, Dzulhijjah, dan Muharram. Bobot nilai puasa pada bulan-bulan utama lebih unggul dibanding pada bulan-bulan biasa. Berpuasa juga menjadi amalan yang jelas-jelas dicontohkan oleh Rasulullah sendiri.   


Mengapa puasa? Puasa di bulan Sya’ban menandai tentang kesiapan kita dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Semakin intensif seseorang melaksanakan ibadah di bulan ini, semakin matang pula kesiapannya untuk memasuki bulan Ramadhan. 

 


Di sinilah relevansi makna ‘jalan di atas bukit’ bulan Sya’ban. Bulan Sya’ban menjadi jalan mendaki untuk meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan Ramadhan. Rasulullah sendiri bersabda bahwa ingin ketika amal kebaikan diangkat, sedang dalam kondisi berpuasa.    


Dengan demikian, kata kunci penting dalam hal ini adalah ‘kesiapan’. Kata ini pula yang sering diabaikan tatkala memasuki bulan Sya’ban. Yang dimaksud adalah kesiapan rohani untuk menerima suasana paling sakral dari bulan paling suci, yakni Ramadhan. Sehingga, kesiapan lebih berorientasi spiritual, ketimbang material.   


Mungkin dapat dilihat perubahan suasana di sekeliling saat bulan Sya’ban tiba. Pusat-pusat perbelanjaan kian ramai, tiket stasiun atau pesawat dengan cepat ludes terbeli, jumlah belanja bahan pokok meningkat, dan lain sebagainya. Semua ini mungkin bisa disebut persiapan, tapi dalam pemaknaan yang sangat material, bukan spiritual.   


Dengan demikian, kita menyaksikan bahwa bukan hanya bulan Sya’ban yang dilupakan, bahkan makna bulan Sya’ban itu sendiri juga tak jarang diabaikan begitu saja. Kondisi duniawi kerap menyibukkan dengan hal-hal yang tak terlalu substansial. Tradisi atau ‘ritus’ budaya tahunan sering menjauhkan pada kedalaman ruhani yang seharusnya mendapat perhatian lebih.


Keistimewaan Nisfu Sya’ban
Yang tidak kalah penting dicatat adalah bahwa bulan ini mengandung pertengahan spesial yang dikenal dengan Nisfu Sya’ban. Secara harfiah, nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban. Imam Ghazali mengistilahkan malam nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).   


Menurut Imam al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT menganugerahi sepertiga syafaat kepada hamba-Nya dan seluruh syafaat secara penuh pada malam ke-14. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.   


Selain puasa, menghidupkan malam Sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban. Maksud menghidupkan malam di sini adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. 


Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; 


1. Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu.
2. Mengasihi orang yang minta kasih.
3. Menjawab doa orang yang meminta
4. Melapangkan penderitaan orang susah, dan
5. Membebaskan sekelompok orang dari neraka.   


Semoga semua dianugerahi umur panjang yang berkah; diberi kesempatan berjumpa dengan bulan Ramadhan. Harapannya, semua dapat meningkatkan kualitas kehambaan dan merengkuh kebahagiaan dunia dan akhirat. Amiiin ya rabbal alamin
 


Keislaman Terbaru