Ulama Beda Pendapat soal Hukum Ziarah Kubur bagi Perempuan
Rabu, 13 Januari 2021 | 10:00 WIB
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Sejumlah kalangan masih melarang kaum mulimin melakukan ziarah kubur. Kelompok ini tidak segan menghukumi bid’ah, kafir dan sejenisnya. Apalagi ziarah kubur dilakukan perempuan.
Â
Beberapa ulama berbeda pendapat perihal praktik ziarah kubur bagi perempuan. Ulama yang mengharamkan ziarah kubur bagi bagi perempuan melandasakan pandangannya setidaknya pada hadits riwayat At-Tirmidzi yang dikutip di dalam Bulughul Maram. Bunyi hadits tersebut secara lengkap adalah sebagai berikut:
Â
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه أن رسول الله لعن زائرات القبور أخرجه الترمذي ÙˆØµØØÙ‡ ابن ØØ¨Ø§Ù†
Â
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW melaknat perempuan peziarah kubur. (HR At-Tirmidzi dan disahihkan Ibnu Hibban).
Â
Tindakan yang dilaknat, dikenakan sanksi rajam atau had, atau diancam keras dalam syariat adalah tindakan yang diharamkan. Hal ini berlaku untuk tindakan ziarah kubur bagi perempuan sebagaimana bunyi hadits riwayat At-Tirmidzi.
Â
Artikel diambil dari:Â Hukum Ziarah Kubur bagi Perempuan
Â
Adapun ulama yang membolehkan tindakan ziarah kubur bagi perempuan memaknai hadits sebagai larangan atas kemungkaran yang potensial dilakukan oleh perempuan ketika ziarah kubur, bukan semata atas praktik ziarahnya itu sendiri sebagaimana keterangan dalam Ibanatul Ahkam, syarah Bulughul Maram berikut ini:
Â
 اللعن الطرد من رØÙ…Ø© الله عز وجل ومن علاماته الكبيرة أن يرتب عليها الشارع الرجم أو Ø§Ù„ØØ¯ أو الوعيد الشديد، وقد لعن صلى الله عليه وسلم زائرات القبور وهذا دليل لمن قال Ø¨ØªØØ±ÙŠÙ… زيارتهن القبور مطلقا، ومن قال بجواز ذلك ØÙ…Ù„ هذا Ø§Ù„ØØ¯ÙŠØ« على من ارتكبت منكرا عند زيارتهن كلطم خدود وشق جيوب ÙˆÙ†ÙŠØ§ØØ© ذلك لقلة صبرهن وكثرة جزعهن
Â
Artinya: Laknat adalah pengusiran dari rahmat Allah. Salah satu tanda besar tindakan yang dilaknat adalah konsekuensi rajam, had, atau ancaman keras dari pembuat syariat. Sementara Rasulullah SAW melaknat perempauan peziarah kubur. Ini menjadi dalil bagi ulama yang mengharamkan secara mutlak ziarah kubur bagi perempuan. Sementara ulama yang membolehkannya memahami hadits ini sebagai keharaman atas perempuan yang melakukan kemungkaran saat berziarah seperti histeris menampar pipi, menyobek kantong pakaian, dan meratap karena kekurangan rasa sabar dan kebanyakan rasa sedih mereka. (Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 199).
Â
Â
Bagi ulama yang membolehkan perempuan berziarah, larangan ziarah kubur bagi perempuan terletak pada kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan saat ziarah kubur seperti histeris dan meratap, dan mengabaikan kewajiban-kewajiban lainnya.
Â
Â ØªØØ±ÙŠÙ… زيارة القبور للنساء لما يقع منهن ØØ§Ù„ الزيارة من الجزع وشق الجيوب ولطم الخدود وتضييع ØÙ‚ الزوج والتبرج
Â
Artinya: Pengharaman ziarah kubur bagi perempuan dilakukan karena rasa sedih/cemas mendalam, merobek kantong pakaian, menampar pipi, menyia-nyiakan hak suami, dan bersolek mentereng saat ziarah. (Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 200).
Terpopuler
1
PWNU Jatim Minta Pemerintah-DPR Terbuka, Ajak Rakyat Jaga Persatuan
2
Nabawi Award, Cara LTMNU Standardisasi Masjid di Tulungagung
3
Jejak Demo di Surabaya: Gedung Grahadi hingga Polsek Tegalsari Dibakar
4
Kunjungi Keluarga Affan Kurniawan, Tim NU Peduli Berikan Santunan
5
Dalil Merayakan Maulid Nabi Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits
6
3 Keutamaan Membaca Shalawat di Bulan Maulid
Terkini
Lihat Semua