• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Pilihan: Komunikasi Orang Tua Lahirkan Anak Impian

Khutbah Jumat Pilihan: Komunikasi Orang Tua Lahirkan Anak Impian
Orang tua hendaknya memperbaiki pola komunikasi dengan anak. (Foto: NOJ/siapnikah.org)
Orang tua hendaknya memperbaiki pola komunikasi dengan anak. (Foto: NOJ/siapnikah.org)

Materi khutbah Jumat pilihan ini mengingatkan umat islam bahwa banyak hal yang hendaknya diperhatikan orang tua dalam upaya memiliki anak yang shalih dan shalihah. Salah satunya adalah memperbaiki cara komunikasi dengan buah hati. Hal tersebut penting diperhatikan agar tujuan utama dalam rumah tangga bisa tercapai.

Materi khutbah ini menjelaskan bagaimana Luqman al-Hakim mampu menjaga pola komunikasi dengan sang buah hati sehingga melahirkan generasi terbaik. Dan hal tersebut juga harus ditiru oleh umat Islam sebagai upaya serius melahirkan anak yang diinginkan.

Silakan materi khutbah ini digandakan sebagai tambahan kebaikan dan sarana saling mengingatkan dalam kebaikan. (Redaksi)        

 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه


اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْن، فَلَا عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْن


أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْن، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْن


اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْن، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن. وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِي اْلقُرْآنِ الْكَرِيْم: وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ، يَا بُنَيَّ، لَا تُشْرِكْ بِاللهِ، إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْم

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa bersama meningkatkan rasa syukur dan ketakwaan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Insyaallah, dengan perantara takwa yang kuat, niscaya Allah akan membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya, amin ya rabbal alamin.


Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia

Mendidik anak untuk menjadi pribadi yang shalih dan shalihah adalah tugas orang tua. Kewajiban tersebut dibebankan langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai bentuk kewajiban di dunia. Sukses tidaknya seorang anak, bergantung pada pola pendidikan orang tuanya.


Pada fase anak, yang telah memasuki usia 14 hingga 21 tahun, ini tergolong fase anak yang kritis. Maka, posisi orang tua adalah sebagai teman yang selalu menemaninya dalam berdialog dan berkomunikasi, agar anak senantiasa berada dalam jalan yang benar. Sayyiduna Umar bin Khatthab pernah berkata: 


لَاعِبْ اِبْنَكَ سَبْعًا، وَأَدِّبْهُ سَبْعًا، وَصَاحِبْهُ سَبْعًا، ثُمَّ أَلْقِ حَبْلَهُ عَلَى غَارِبِهِ

 

Artinya: Ajaklah anakmu bermain selama tujuh tahun pertama, lalu didiklah ia selama tujuh tahun kedua, lalu temani ia selama tujuh tahun ketiga, lalu lemparkan tali kekang anakmu di atas punggungnya.


Ini artinya, pada fase tujuh tahun ketiga adalah fase anak sedang berkembang. Untuk mengembangkan nalar berpikir dan nalar kritisnya, maka orang yang paling tepat untuk menemaninya adalah orang tuanya tercintanya.


Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah

Untuk dapat menemani anak mengembangkan pikiran anak menjadi insan yang cerdas, orang tua tidak boleh salah cara. Orang tua perlu belajar dari sosok Luqman al-Hakim. Namanya diabadikan di dalam Al-Qur’an sebagai seorang ayah yang dianugerahi ilmu dan amal oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga menjadikannya sebagai pribadi shalih yang bijak dalam menghadapi segala masalah yang ada.


Lantas bagaimana Luqman al-Hakim mendidik anaknya? Perhatikan ayat berikut: 


وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ، يَا بُنَيَّ، لَا تُشْرِكْ بِاللهِ، إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ


Artinya: Dan ketika Luqman berkata kepada putranya dalam kondisi ia sedang menasihatinya: ‘Wahai putra kasihku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sungguh, kesyirikan adalah tergolong kezaliman yang sangat agung. (QS Luqman: 13)

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Ayat di atas menggambarkan bahwasanya Luqman al-Hakim sedang menasihati putra kinasihnya. Nasihat pertama yang diberikan adalah perintah untuk bertauhid dan larangan berbuat syirik terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Pondasi keimanan menjadi sebuah prinsip utama dalam membentuk karakter seorang anak. Semakin kuat keimanan anak, maka kuat pula ketaatannya.


Namun yang menarik untuk kita petik sebagai sebuah pelajaran, adalah bagaimana cara Luqman al-Hakim menyampaikan nasihat kepada anaknya. Setidaknya, ada tiga hal yang bisa kita ambil hikmahnya, antara lain:


Pertama, memanggil anak dengan panggilan kasih sayang. Pada ayat di atas, Luqman al-Hakim memanggil putranya dengan sebutan “يَا بُنَيَّ”, yang jika diterjemah ke dalam bahasa Jawa menjadi “lee, nduk, cah ganteng, cah ayu...”. Memanggil anak dengan panggilan kasih akan memberi kesan kepadanya, bahwa ia benar-benar anak yang dicintai oleh orang tuanya. Sentuhan pertama yang mengenai hatinya, akan memberikan kesan mendalam pada nasihat yang akan diberikan berikutnya.


Kedua, memberikan pesan secara singkat yang mudah dipahami oleh anak. Pada ayat di atas, Luqman al-Hakim berpesan kepada anaknya, “Janganlah engkau menyekutukan Allah!”. Pesan yang singkat, namun mengena, tidak perlu bertele-tele sehingga anak dapat menangkap pesan dari orang tuanya dengan baik. Nasihat yang baik, hendaknya disampaikan dengan bahasa yang santun, agar tidak melukai hati sang anak.


Ketiga, memberikan alasan atas nasihat yang disampaikan. Pada ayat di atas, Luqman al-Hakim memberikan alasan, mengapa tidak boleh menyekutukan Allah? Ia berkata: “Sesungguhnya, kesyirikan tergolong bentuk kezaliman yang sangat agung”. Pemberian alasan ini penting diutarakan, sebab memerintah dan melarang anak tanpa memberi alasan akan menjadikan nalar pikir buah hati tidak berkembang. Sehingga seakan-akan anak hanya seperti tawanan yang bisa disuruh-suruh tanpa mengerti alasan di balik itu. Anak juga semakin tumpul otaknya dan semakin kesal, sebab orang tuanya hanya pandai menyuruh dan melarang. Alangkah baiknya, nasihat harus diiringi dengan pemberian alasan yang logis, agar anak menjadi bijak dalam menghadapi segala sesuatu yang dihadapi.


Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia

Ketiga cara inilah, apabila diamalkan, insyaallah akan tercipta komunikasi antarorang tua dan anak yang sehat. Sehingga keduanya dapat menjalin kenyamanan dan kerukunan, serta dapat mengantarkan anak menjadi pribadi yang shalih dan cerdas.


Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memudahkan langkah-langkah kita dan senantiasa menjaga kita, kapan dan di manapun kita berada, selama kita selalu berusaha berada dalam ketaatan-Nya. Amin, amin yaa rabbal ‘alamin. 


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْم. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن

 

Khutbah II 


اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَر. أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَر. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَر. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَر


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاس، اِتَّقُوا اللهَ، وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن. وَقَالَ تَعَالٰى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ، يَـآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اللهم صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَات، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاء، وَالرِّبَا وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَن، وَسُوْءَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا هٰذَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً، إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاء. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن


عِبَادَ الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَان، وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Muhammad Fashihuddin adalah dewan asatidz Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal Blitar dan aktif di Ansor Kalidawir, Tulungagung


Editor:

Khutbah Terbaru