Lumajang, NU Online Jatim
Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, KH Ahmad Qusyairi menjelaskan beberapa kiat memilihkan lembaga pendidikan yang baik untuk anak. Hal itu bertujuan agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sholih dan sholihah, berbakti dan membanggakan kedua orang tua.
Hal itu dijelaskan Kiai Qusyairi saat menjadi narasumber di acara ngaji selosoan yang diadakan di studio Media Center an-Nahdlah (MCN) Gedung PCNU Lumajang dan disiarkan secara langsung, Senin (04/12/2023).
Kiai Qusyairi mengatakan, anak adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga. Menjaga anak agar tumbuh dengan baik merupakan sebuah amanah yang harus diemban kedua orang tua. Salah satu caranya adalah memilih lembaga pendidikan yang tepat untuk mereka belajar dan berkembang menjadi anak yang diharapkan.
"Sebelum itu, saat kita hendak menikah juga harus memilih pasangan yang baik, tidak sembarangan pilih agar memiliki anak yang baik. Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya," katanya.
Kiai Qusyairi menerangkan, kebahagiaan seseorang bisa dilihat dari empat hal. Pertama memiliki pasangan hidup yang baik, kedua memiliki anak-anak yang berbakti, ketiga memiliki teman dan komunitas yang baik, keempat memiliki rizki yang tercukupi.
"Dan itu dimulai dari memilih pasangan yang baik agamanya. Maka tidak usah khawatir memiliki anak yang tidak baik manakala kita sudah bisa menjadi orang tua yang baik, justru yang kita khawatirkan itu adalah mampukah kita menjadi orang tua yang baik, terutama seorang ibu yang menjadi madrasah pertama bagi anaknya," lanjutnya.
Maka, saat anak memasuki usia sekolah pertama orang tua memilihkan mereka PAUD yang Islami, tujuannya mengenalkan dan memberikan pendidikan Islam dan kepada anak sejak dini agar menjadi pondasi yang benar.
"Rasulullah pun sudah menyampaikan barang siapa dikehendaki Allah menjadi orang baik maka akan dipahamkan urusan agama. Alangkah indahnya ketika mulai kecil dia mengenal dan ada di lingkungan yang Islami," imbuhnya.
Tak hanya itu, Kiai Qusyairi menekankan, lembaga pendidikan tersebut juga harus mengajarkan akhlaqul karimah, bukan hanya transfer ilmu saja. Jangan sampai hanya tergiur dengan identitas dan promo-promo menarik tanpa tahu siapa pengelola lembaga pendidikan tersebut yang ujung-ujungnya malah mengajarkan ideologi menyimpang.
"Maka kita harus tahu siapa gurunya, siapa kiainya. Karena penting juga mencari sanad, jadi sanadnya kemana harus tahu. Jangan hanya tergiur dengan lembaga-lembaga yang namanya Islami tapi ternyata sanadnya tidak jelas. Kita tanya ke masyarakat setempat, setelah itu kenalkan lembaga yang kita tuju kepada anak kita, apakah mau atau tidak, karena yang akan menjalani mereka bukan kita," pungkasnya.
