Lumajang, NU Online Jatim
Muhammad Qosim, Ketua Internet Marketing Nahdlatul Ulama (IMNU) Kabupaten Lumajang bisa dibilang sukses dari berjualan onlinenya. Ayah dua anak ini kini sudah mempunyai puluhan karyawan dengan penghasilan berkisar Rp100 juta setiap bulannya.
Hal itu ia ceritakan saat menjadi narasumber dalam program "Ngaji Wirausaha dengan tema digital marketing pada Jumat (04/02/2022) malam di Gedung NU I Jalan Alun-alun Timur Lumajang.
Qosim mengatakan, jualan online yang ditekuni sebenarnya sudah sejak tahun 2012 saat dirinya masih duduk di bangku kuliah semester enam di salah satu perguruan tinggi di Lumajang. Saat itu, ia hanya mencoba-coba menjual jamu milik orang tuanya.
"Saat itu saya pasarkan melalui blog yang saya buat dan platform digital Toko Bagus yang sekarang OLX itu. Saya beranggapan kalau dijual offline mungkin laku juga di online, meskipun waktu itu saya tidak tahu istilah-istilah di internet marketing," ungkap Qosim yang juga Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta'lif Wa Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Lumajang.
Meskipun awalnya coba-coba, dirinya terus mengembangkan jualan onlinenya dan mulai menekuni. Hingga pada tahun 2014 dirinya mulai banyak mengenal istilah-istilah di dunia marketing digital sampai akhirnya pernah kebanjiran orderan.
"Awalnya tidak terlalu fokus.Tapi setelah dioptimalkan, orderan semakin banyak hingga gaji saya bekerja lebih besar hasil jualan online. Waktu itu gaji saya Rp3 juta, sedangkan dari hasil jualan online bisa Rp5 juta sampai Rp7 juta. Kemudian kerjaan saya waktu itu saya lepas untuk fokus di jualan online saja. Alhamdulillah setelah fokus profit terbesar mencapai Rp350 juta satu bulan bersih pada tahun 2015," ujarnya.
Menurut Qosim, untuk memulai jualan online bagi pemula sebenarnya harus berdasarkan rasa suka terlebih dahulu. Sebab produk untuk dijual jika diteliti dari ujung rambut sampai ujung kaki manusia sangatlah banyak. Tinggal memilih mana yang disukai untuk dijual.
"Setelah itu kita cek saja produk yang akan kita jual di pencarian google, laris apa tidak, sudah basi atau tidak. Contoh kecil saja rambut, di rambut ini ada banyak produk dan merk untuk keperluan rambut, contoh minyak rambut, pewarna rambut, minyak kemiri, penumbuh rambut, belum lagi ke bawah, ada mata, telinga, gigi dan lainnya," lanjut Qosim.
Setelah itu, strategi selanjutnya dalam berjualan online adalah riset pasar dan kompetitor. Hal itu bisa dilakukan dengan melihat mesin pencarian google seberapa besar minat konsumen terhadap produk yang akan dijual.
"Jangan hanya menurut kayaknya ini laris dijual, jangan. Saya riset pencarian di keyword itu harus diatas 1000 pencarian. Lihat pasar itu menginginkan apa, contoh dulu saat Covid-19 naik berarti di sana produk yang berhubungan dangan Covid-19 juga laris. Melihat kompetitor tinggal lihat ulasan produknya saja jangan lihat lakunya," imbuh Qosim.
Yang tak kalah penting, lanjut Qosim, adalah mendominasi mesin pencarian google. Mendominasi ini tinggal memperbanyak akun jualan di berbagai platform toko digital yang ada dengan ditunjang ulasan produk dari media sosial semisal YouTube dan lainnya. Sehingga konsumen yang mencari nanti bisa ke toko kita dengan dominasi itu.
"Buat akun toko beda, produk beda, gambar beda. Kalau gambar kita lebih bagus dan skor kita lebih bagus maka marketplace itu memprioritaskan toko kita, tinggal ditingkatkan saja nanti. Chanel YouTube saya saja 30 lebih yang subscribernya bervariasi, ada yang 100 ribu, 3 ribu, 5 ribu. Web saya 50 lebih, begitu juga toko saya di Shoppe ada banyak," lanjut Qosim.
Hal yang harus dihindari dalam jualan online, kata Qosim adalah mencomot gambar dan ulasan seller lain. Hal itu dapat menjadi penghambat sehingga penjualan produk tidak naik dan bisa-bisa juga tidak laku.
"Sebelum nyetok kita beli produknya, kita review, kita riset, selanjutnya jual dengan cara kita. Kalau laris, baru kita nyetok. Kita beli, kita foto, kita buat video dan review kelebihan produk kita meskipun nanti lebih mahal akan tetap laku," pungkasnya.