• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Madura

4 Langkah Awal Masifkan Dakwah Digital Ala Pemred NU Online Jatim

4 Langkah Awal Masifkan Dakwah Digital Ala Pemred NU Online Jatim
Pemred NU Online Jatim, Syaifullah (kiri), usai menyampaikan materi dakwah digital di Sumenep. (Foto: NOJ/ Fitdausi)
Pemred NU Online Jatim, Syaifullah (kiri), usai menyampaikan materi dakwah digital di Sumenep. (Foto: NOJ/ Fitdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Kehidupan di era digital menjadi hal yang tak dapat dibendung. Namun demikian, hal itu belum dibarengi dengan spirit Dakwah Digital. Menyikapi hal ini, Pemimpin Redaksi (Pemred) NU Online Jatim Syaifullah memberikan jalan keluar tentang langkah awal memasifkan dakwah digital bagi warga NU atau Nahdliyin.

 

Penegasan tersebut disampaikan saat Lokakarya Tata Kerja dan Khidmat Perkumpulan NU yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep. Kegiatan dipusatkan di Hotel Asmi, Pajagalan, Kota, Sumenep, Ahad (23/07/2023).

 

Syaifullah menyampaikan bahwa langkah awal dalam memasifkan dakwah digital di lingkungan NU, khususnya Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se Sumenep yang jadi peserta, meliputi empat hal, yaitu:

 

1. Membatasi kegiatan seremonial

Menurutnya, pengurus NU kurang bisa menyajikan konten dakwah digital karena tidak memiliki piranti atau alat yang disebabkan keterbatasan dana. Oleh karenanya, ia memberikan solusi alternatif agar MWCNU bisa belanja alat dokumentasi, yakni membatasi kegiatan-kegiatan seremonial.

 

"Kegiatan hari santri, Harlah, dan sejenisnya pasti mengeluarkan dana minimal puluhan juta rupiah. Cukup 1 tahun saja, kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara sederhana, sedangkan dana sisanya dibelanjakan alat dokumentasi yang jauh lebih bermanfaat," ujarnya.

 

2. Menyediakan alat dokumentasi

Setelah alat dimiliki, lanjutnya, kader yang telah direkrut hendaknya diminta membuat konten. Sebut saja pengajian kitab kuning yang lumrah dipelajari oleh santri di lingkungan pesantren.

 

"Tidak hanya pengajian umum saja yang direkam dan dikomentasikan. Pengajian kitab kuning di pesantren juga bisa didokumentasikan untuk memberi tambahan ilmu pengetahuan keagamaan tanpa masyarakat harus datang ke lokasi pengajian," ucapnya.

 

3. Spirit jurnalistik

Ia menyebutkan, spirit jurnalistik memiliki lima proses, yaitu perencanaan, reportase (datang ke lokasi), menulis atau merekam video, editing, dan mempublikasikan.

 

Alumni Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka, Bluto itu menegaskan, percuma peserta lokakarya datang ke lokasi, tapi tidak mencatat atau pun tidak merekam percakapan ini.

 

"Jika menulis atau pun merekam, catatan atau video itu bisa diedit dan bisa dipublikasikan. Publikasinya tidak harus menggandeng media arus utama seperti halnya zaman dulu membawa wartawan ke lokasi, cukup dipublikasikan di media sosial masing-masing dulu. Banyak kok kemudahan dalam dakwah digital bila kita seriusi," terangnya.

 

4. Badan usaha media

Ia mengutarakan, yang dimaksud badan usaha media ialah dalam aspek pengelolaan yang harus profesional. Menurutnya, kader media yang direkrut oleh MWCNU wajib diperhatikan, sebut saja diberi bisyarah agar mereka bisa istikamah menyajikan konten dakwah digital setiap hari, baik itu desain grafis, video pendek, dan lain sebagainya.

 

"Ikhlas itu penting, tapi kita wajib mengapresisasi kerja-kerja yang profesional. Cobalah kita lihat Swalayan NU, andaikan tidak dibayar, dijamin gulung tikar," ungkapnya.

 

"Biarkan kader berkreasi, kita tak usah ikut-ikutan, tapi kita wajib meminta laporannya kepada mereka," imbuh pria yang juga Wakil Ketua PW LTNNU Jatim ini.

 

Di akhir penyampaian, Syaifullah menyampaikan solusi aksi agar pengurus bergerak dan berbenah diri, yakni dengan melakukan spesialisasi di masing-masing MWCNU, orkestra dan sinergi, serta dilapisi aspek spiritual.

 

"Setiap MWCNU punya karakter yang berbeda. Kekhasan itu kita tampilkan di media dakwah. Untuk menghasilkan produk terbaik, butuh sinergi dengan lembaga lain. Paling penting, pengurus juga mendukung dan mendokan agar ikhtiar yang dilakukan menuai hasil yang baik," tandasnya.


Madura Terbaru