
Ketum PB PMII M Abdullah Syukri saat sowan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NOJ/ Moh Khoirus Shadiqin)
Moh. Khoirus Shadiqin
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) M Abdullah Syukri melakukan silaturahmi atau sowan ke Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Senin (17/01/2022).
Agenda yang dilaksanakan di Kantor PBNU, Jakarta Pusat tersebut merupakan pertemuan perdana sejak KH Yahya Cholil Staquf terpilih menjadi Ketua Umum PBNU masa khidmat 2022-2027, sebagaimana hasil Muktamar ke-34 NU di Provinsi Lampung akhir 2021 lalu.
"Yang kami lakukan yaitu silaturahim, karena kebetulan (kepemimpinan) kami baru berjalan kurang lebih 7 bulan masa kepengurusan. Beliau (Gus Yahya) juga baru terpilih di Muktamar kemarin. Jadi kita kenalan ngobrol PMII dan ngobrol NU," kata Gus Abe, sapaan akrab M Abdullah Syukri.
Gus Abe merespons maraknya wacana PMII menjadi bagian dari badan otonom NU Kembali yang dihembuskan belakangan ini. Menurutnya, sejatinya PMII adalah NU meskipun secara organisasi pernah menyatakan independen.
" Terakhir, pada Kongres Pondok Gede, PMII ada hubungan interpedensi dengan NU. Tapi secara substansial kita adalah satu gerakan. Bahkan, pada hajat-hajat NU, teman-teman PMII mengambil peran penting di situ," ujarnya.
Pada prinsipnya, lanjut Gus Abe, wacana PMII kembali menjadi banom NU itu terus berkembang dan banyak dibahas sejumlah kalangan, baik di tingkat Pengurus Cabang (PC) maupun Pengurus Komisariat (PK).
“Terkait hal ini, saya tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan. Karena nanti yang memutuskan itu Kongres bukan saya," terangnya.
Pada kunjungannya itu, Gus Abe ditemani Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PMII Muhammad Rafsanjani dan Bendahara Umum PB PMII Panji Sukma Nugraha. Sedang dari PBNU, Gus Yahya didampingi Ketua PBNU H Amin Said Husni.
Ada tiga hal yang ditekankan Gus Yahya agar menjadi fokus kawalan PB PMII di periode ini. Yakni isu yang mencakup perihal intelektualisme, teknokrat, dan entrepreneur. Menurutnya, tiga hal ini perlu dilakukan dalam menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.
“Kita ini butuh kebangkitan dinamisasi besar-besaran di kalangan intelektual NU. PMII adalah sumber intelektual NU. Kita butuh betul dan itu lumayan kompleks,” kata Gus Yahya.
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
2
Peringati 10 Muharram, Unisma Santuni 1.500 Anak Yatim dan Dhuafa
3
Pesantren Denanyar Jombang Juga Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg
4
Festival Yatim 2025, LAZISNU Sidoarjo Distribusikan Ratusan Juta untuk 1000 Anak
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru
6
Susunan Lengkap Pengurus Idarah Aliyah JATMAN Masa Khidmat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua