• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Gus Yahya Harap PMII Lakukan Akselerasi Hadapi Gerak Zaman

Gus Yahya Harap PMII Lakukan Akselerasi Hadapi Gerak Zaman
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama jajaran PB PMII. (Foto: NU Online/ Ontiwus)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama jajaran PB PMII. (Foto: NU Online/ Ontiwus)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf  atau Gus Yahya berharap agar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan sejumlah terobosan dan akselerasi dalam menghadapi kebutuhan gerak zaman.

 

Menurut Gus Yahya, NU saat ini membutuhkan kebangkitan di tiga lokus atau bidang yakni intelektual, teknokrat, dan kewirausahaan.

 

“Ketiga hal ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi PMII,” kata Gus Yahya kepada Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII Muhammad Abdullah Syukri, di lantai 3 Gedung PBNU Jakarta, dilansir NU Online, Senin (17/01/2022).

 

Gus Yahya menyebutkan bahwa PMII memiliki domain di kampus-kampus formal. Meski begitu, ia berpesan agar organisasi gerakan kemahasiswaan yang berhaluan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah ini mampu membuka jejaring di ma’had aly yang ada di pesantren-pesantren.

 

PMII juga diminta untuk segera membangkitkan teknokrasi. Sebab menurut Gus Yahya, saat ini masih sulit mencari para teknisi di berbagai bidang yang memiliki posisi strategis. Padahal, lanjutnya, para teknokrat di lingkungan NU sudah sangat tersedia, tetapi belum ada cara untuk menemukannya.

 

“Kita butuh juga mengorganisasi organisasi-organisasi NU untuk membangkitkan teknokrasi. Kemudian yang ketiga jelas kewirausahaan. Jadi kebangkitan Intelektualisme, tenokratisme, dan kewirausahaan,” terang Gus Yahya.

 

Ia menegaskan bahwa NU merupakan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang sudah sangat besar, baik pengaruh maupun pengikutnya. Karenanya, NU harus mampu membangkitkan ketiga lokus tadi agar bisa menjawab kebutuhan dan perubahan zaman.

 

“Kalau kita tidak punya intelektualisme yang benar, teknokratnya juga tidak benar, dan kewirausahaan yang tangguh, maka negara akan rusak di tangan NU. Sekarang pilihannya, NU mau jadi biang kerok atau mau jadi kontributor yang positif dan konstruktif,” kata Gus Yahya.

 

Menanggapi itu, Abdullah Syukri mengatakan bahwa seluruh kader di Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) sudah mulai bisa menerjemahkan kebangkitan intelektualisme itu ke dalam bentuk program kerja.

 

“Baik itu yang bersifat kaderisasi atau gerakan, dan dakwah. Jadi, kita juga sudah mulai bergerak ke arah sana. Kita di PMII juga mengadakan lokakarya atau semacam musyawarah kaderisasi baik secara formal, informal, dan nonformal. Itu bisa menjawab kebutuhan pada hari ini,” terang Gus Abe, sapaan akrabnya.

 

Terkait kebangkitan teknokrat, Gus Abe menyampaikan bahwa di PMII telah membuat lembaga-lembaga keprofesian di berbagai bidang. Berbagai profesi itu telah dikanalisasi ke dalam satu wadah sehingga ke depan bisa memberikan manfaat.

 

“Faktanya sudah banyak kader-kader kita yang ekonom, wirausaha, dan ahli di bidang kesehatan,” ungkap Gus Abe.

 

Lalu, Bendahara Umum PB PMII Panji Sukma Nugraha menanggapi soal pesan Gus Yahya terkait kebangkitan kewirausahaan. Ia menegaskan bahwa PMII saat ini memang tengah menggalakkan kemandirian ekonomi. Sebab hal itu berkaitan erat dengan berjalannya roda organisasi.

  

“Karena kalau kita tidak mandiri, kita akan mudah terintervensi. Makanya, kita juga akan terus membangun kolaborasi dengan banyak stakeholder (pemangku kebijakan) untuk membicarakan hal ini,” kata Panji.


Editor:

Metropolis Terbaru