• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Madura

Gus Kikin Sebut Mbah Hasyim Seorang Penggerak Kemerdekaan Indonesia

Gus Kikin Sebut Mbah Hasyim Seorang Penggerak Kemerdekaan Indonesia
Gus Kikin saat mengisi materi pada acara Tadarus Pemikiran Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari yang diselenggarakan oleh PCNU Sumenep. (NOJ/Moh Khoirus Shadiqin)
Gus Kikin saat mengisi materi pada acara Tadarus Pemikiran Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari yang diselenggarakan oleh PCNU Sumenep. (NOJ/Moh Khoirus Shadiqin)

Sumenep, NU Online Jatim 

KH Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang mengatakan, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari bukan hanya pendiri NU, melainkan sosok pemersatu umat Islam Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga merupakan seorang penggerak kemerdekaan Indonesia.


Penegasan itu disampaikan pada acara Tadarus Pemikiran Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep.


Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-101 NU yang dipusatkan di Aula Al-Ikhlas Kemenag Sumenep, Ahad (28/01/2023).


Pj Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini bercerita, di masa awal pandemi Covid-19 menjadi kesempatan baik baginya untuk menelaah kembali khazanah keilmuan Mbah Hasyim melalui karya kitabnya. Hingga kemudian ia memiliki satu kesimpulan penting betapa kompleksnya peran Mbah Hasyim dalam mempersatukan umat Islam Indonesia.


"Saya kemudian menulis buku berjudul ‘Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari Pemersatu Umat Islam Indonesia’ dalam kurun waktu 10 hari di masa awal pandemi Covid-19," ujarnya saat menyampaikan materi. 


Gus Kikin menerangkan, Mbah Hasyim mulai bergulat dalam gerakan perlawanan melawan penjajah sejak sepulang dari Mekkah. Melalui pengajian-pengajian dan karya-karya kitabnya, Mbah Hasyim mengusung spirit merebut kemerdekaan. 


"Bahkan, kita tahu bahwa beliau ini mendirikan pesantren Tebuireng di dekat pusat pabrik gula Cukir. Jaraknya sekitar 200 hingga 300 meter dari tanah yang dibeli. Di sana itu menjadi pusat maksiat. Tetapi beliau mampu menjadi pioner dan penggerak masyarakat," terangnya. 


Sejak datang dari Mekkah semangat perjuangannya Mbah Hasyim memang sangat kuat. Utamanya dalam melawan gerakan-gerakan kristenisasi oleh pemerintah Belanda. Melalui banyak hal, menggelar pengajian, menulis kitab, dan menggerakkan masyarakat.


Sementara itu, Pengasuh Pesantren Annuqayah Sumenep, KH Abd A'la Basyir menegaskan, perjuangan yang dilakukan oleh Mbah Hasyim bukanlah pemberontakan. Sebab, upayanya melawan penjajahan adalah mempertahankan sesuatu yang memang menjadi hak milik bangsa Indonesia. 


"Jadi tidak bisa disebut pemberontakan. Karena Mbah Hasyim berjuang merebut sesuatu yang memang menjadi hak milik bangsa Indonesia yang sebelumnya dirampas oleh penjajah," tegasnya. 


Ia pun menukil salah satu dawuh dalam Qanun Asasi NU bahwa NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang didirikan oleh Mbah Hasyim berlandaskan paham Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja). Memilih Aswaja bukan tanpa sebab, karena nilai dan ajarannya memiliki sanad yang jelas kepada Rasulullah SAW. 


"Karena Islam Aswaja adalah Islam yang memiliki sanad keilmuan sampai ke Rasulullah. Secara teologis dan historis, nilai-nilai Aswaja dapat dipertanggungjawabkan," papar Alumni Pesantren Tebuireng Jombang itu.


Kiai A'la mengajak kepada segenap warga dan pengurus NU agar senantiasa mengikuti jejak sang pendiri. Sebagai sosok pemersatu umat Islam Indonesia, Mbah Hasyim telah banyak memberi dedikasi kepada bangsa dan negara. 


Madura Terbaru