• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Kawal Kiai, Banser di Sumenep Ini Ceburkan Diri ke Laut Dorong Perahu

Kawal Kiai, Banser di Sumenep Ini Ceburkan Diri ke Laut Dorong Perahu
Khairus Syamsi, Kasatkoryon Manding mendorong perahu yang ditumpangi rombongan kiai saat hendak Bahtsul Masail di Pulau Gili Raja, Sumenep, Ahad (09/11/2020). (Foto: NOJ/ Firdausi).
Khairus Syamsi, Kasatkoryon Manding mendorong perahu yang ditumpangi rombongan kiai saat hendak Bahtsul Masail di Pulau Gili Raja, Sumenep, Ahad (09/11/2020). (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Salah satu fungsi utama Barisan Ansor Serbaguna (Banser) adalah mengawal Ulama dan Kiai. Selain itu, pengamanan program-program Nahdlatul Ulama (NU) di bidang keagamaan, kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan.

 

Salah satunya ditunjukkan Khairus Syamsi, Komandan Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) Manding, Kabupaten Sumenep saat mengawal rombongan kiai dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep yang akan menghadiri kegiatan bahtsul masail di Pulau Gili Raja, Ahad (08/11/2020).

 

Ia dengan sigap bercebur ke air laut untuk mendorong perahu kecil yang akan ditumpangi para kiai dan peserta bahtsul masail saat mogok terhalang batu karang. Seragam yang ia kenakan terlihat basah karena air laut.

 

Rombongan kiai dan peserta bahtsul masail harus naik perahu kecil terlebih dahulu untuk menuju kapal utama yang akan menyeberang menuju Pulau Gili Raja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep. Sebab, air laut di pelabuhan Cangkarman, Desa Aeng Dake, Kecamatan Bluto, Sumenep sedang surut sehingga kapal utama yang akan mengangkut rombongan tidak bisa menepi di dermaga.

 

Bagi Khairus Syamsi, apa yang sudah dilakukannya tidak lain hanya untuk memastikan keamanan serta keselamatan para kiai yang dikawalnya. Menurutnya, Banser yang terlatih akan selalu tanggap dan berdaya guna untuk mengawal kiai dan seluruh kegiatan NU.

 

"Apapun rintangannya akan saya hadapi. Hal terpenting bagi kami adalah seluruh peserta Bahtsul Masail yang notabene dari kalangan kiai, perahu kecilnya sampai ke kapal utama," ujarnya saat di pelabuhan Gili Raja.

 

Menurutnya, walaupun sendirian mendorong perahu saat terhalang batu karang memang terasa berat. Namun, tidak akan menyurutkan langkahnya untuk mengawal para kiai. "Kami jalani dengan enjoy. Karena tugas Banser selalu siap menjaga dan mengawal NKRI dan ulama kapan pun dibutuhkan," ungkapnya dengan nafas tersendat-sendat.

 

 


 

Alumni MA Nurul Hidayah Manding tersebut merasa tidak menyesal walaupun pakaian kebesarannya basah kuyup terkena air laut. "Sebenarnya saat mendorong perahu kecil, kaki saya tertusuk karang. Tapi kami biarkan," katanya.

 

Setelah para kiai sampai ke perahu, potongan karang yang menusuk telapak kakinya barulah diambil dengan menggunakan jarum. "Pelabuhan Gili Raja menjadi sejarah buat saya. Karena saya baru pertama kali menghadiri bahtsul masail di daerah kepulauan," pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru