Pasuruan, NU Online Jatim
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bangil Kabupaten Pasuruan melaksanakan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser, Jumat-Ahad (06-08/11/2020). Kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Ulum Rembang ini diikuti 150 peserta. Menariknya, agenda kaderisasi formal di Banser ini diikuti oleh satu peserta yang memantik perhatian khalayak.
Muhammad Izudin Haq Al-Fatih, namanya. Dia merupakan peserta Diklatsar kecil (cilik) yang berusia 8 tahun. Anak kecil penuh semangat yang berasal dari Kelurahan Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan itu nampak serius menyimak materi yang disampaikan dalam Diklatsar.
Waladi Imaduddin yang menjadi narasumber dalam salah satu sesi materi Diklatsar mengaku tertarik dan terkejut ketika menjumpai peserta kecil ikut dalam Diklatsar.
Sontak kader Ansor yang menjadi salah satu Dewan Instruktur Wilayah GP Ansor Jawa Timur itu berdialog ringan dengan Izudin. "Ingin menjadi pengawal ulama," Begitu jawaban tegas Izudin ketika ditanya apa motivasi mengikuti Diklatsar.
Izudin mengaku sangat senang sekali tanpa ada rasa capek dalam mengikuti rangkaian kegiatan Diklatsar.
Putra dari M Nashih Damanhudi tercatat sebagai siswa SDN Kalirejo. Di usia yang sangat kecil nampak kecintaannya terhadap Banser sehingga dirinya meminta paksa untuk ikut tabarukan dalam Diklatsar Banser Bangil.
"Mendidik, melatih dan mematri sejak dini untuk menjadi pengabdi dan pejuang untuk umat sangat baik, sehingga tumbuh kecintaan terhadap Ulama, Agama, bangsa dan Negara sedini mungkin. Dan Ansor Banser Nahdlatul Ulama (NU) adalah katalisitor untuk bisa dijadikan kawah candro dimuko-nya generasi militan loyalis NU," ungkap Waladi Imaduddin menanggapi peserta unik itu.
Jika merujuk dalam Peraturan Dasar (PD) Peraturan Rumah Tangga (PRT) GP Ansor mensyaratkan usia kader Ansor adalah 20 - 40 tahun. Namun memupuk rasa cinta kepada NU dan Ansor sudah ditanamkan sejak dini dengan baik oleh orang tua dari Muhammad Izudin Haq Al-Fatih.
Ketua PC GP Ansor Bangil, H Saad Muafi menyebut bahwa pihak panitia memang mengizinkan peserta kecil tersebut untuk ikut Diklatsar. Itu tidak lain sebagai apresiasi dan penghargaan atas kecintaan kepada NU dan Ansor yang sudah tumbuh sejak usia kecil.
"Keinginan kuat untuk ikut Diklatsar yang membuat kami tidak bisa untuk menolak karena kecintaan yang tertanam sejak kecil ini sesuatu yang spesial dan langka untuk anak seusianya. Kita berkewajiban menjaga dan mengarahkan kecintaan adik Izudin kepada Ansor," ungkap pria yang akrab disapa Gus Avi.
Tentu semangat mencintai ulama menjadi poin penting dari seorang Izudin. Bahkan demi kecintaannya kepada ulama, ia mau belajar melalui Diklatsar Banser. Meskipun usianya masih belia. Langkah tersebut bagian dari usaha sistematis yang dilakukannya. Guna menunjukkan kecintaan kepada ulama. Serta membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan untuk menjadi pengawal ulama.