Pasuruan, NU Online Jatim
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Miftahul Ulum Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selama 3 hari berturut turut, Kamis - Sabtu (05-07/11/2020). Kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem bergilir karena saat ini masih dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Kepala MINU Miftahul Ulum, Siti Swaibah Ningsih mengatakan, bahwa pelaksanaan Maulid Nabi tahun ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya yang biasanya dilaksanakan secara serentak. Seluruh peserta didik dan dewan guru bisa mengikuti secara berbarengan. Namun kali ini dibagi 3 tahap yang setiap harinya diikuti oleh siswa dari 2 kelas.
"Jadi untuk Kamis kemarin anak-anak kelas 5 dan 6, Kemudian Jumat kelas 3 dan 4 sedangkan Sabtu ini giliran kelas 1 dan 2," jelas Swaibah.
Kemasan kegiatan ini merupakan kesepakatan rapat dewan guru atas permintaan wali murid yang ingin anaknya bisa ikut memperingati Maulid Nabi di sekolah. Terutama kelas 1 yang belum mengenal seutuhnya tentang kegiatan lembaga. Sebab baru memasuki tahun ajaran baru sudah menghadapi situasi Pandemi Covid-19 yang kegiatan belajarnya dilakuakan secara daring dan luring.
Walapum digelar secara bergilir dan diikuti hanya 2 kelas setiap harinya, tetapi tidak mengurangi antusias dan rasa khidmat dalam mengikuti rangkaian acara Maulid Nabi. Mulai pembacaan diba', shalawat, mauidhoh hingga doa dan makan bersama. Acara yang dimulai pukul 08.00 hingga pukul 10.30 tersebut dipusatkan di ruang kelas II lantai atas.
Salah satu peserta didik kelas 6, Nabila Najwan mengatakan sangat senang bisa mengikuti peringatan Maulid Nabi bersama teman-temannya di sekolah. "Sangat senang bisa membaca diba’ dan shalawat bareng teman-teman dan bapak ibu guru. Walaupun yang masuk hanya 2 kelas," katanya.
Begitu juga Mifta Farida, Wali Kelas II saat dikonfirmasi oleh NU Online Jatim menyampaikan, kegiatan Maulid Nabi tahun ini tidak kalah dengan tahun sebelumnya. Walaupun pesertanya digilir 2 kelas tiap harinya, tapi tidak mengurangi semangat anak-anak serta guru yang datang setiap hari.
"Mereka malah lebih mudah diawasi dan lebih khusyuk mengikuti rangkaian acara dari awal hingga akhir," ujarnya.
Sementara itu, Umi Masruroh, guru yang mengisi mauidhoh khasanah mengajak kepada para siswa agar bisa meneladani sikap dan sifat Rasulullah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Agar nantinya kelak di hari akhir mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad.
Ia melanjutkan, salah satu sifat Rasulullah yang bisa ditiru adalah selalu berkata Sidhiq (jujur atau tidak pernah berbohong). Maka umatnya harus belajar jujur dimanapun dan kepada siapapun. "Serta selalu dapat dipercaya jika diberikan amanah. Jika berjanji tidak boleh mengingkari dan lain sebagainya," ungkapnya.
Editor: Romza