
Kesenian Bhe' Gherbis saat tampil dalam acara Maulid Nabi di Mushala Ar-Rasyid Desa Duko, Kecamatan Rubaru, Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Setiap bulan Rabiul Awal, Nahdliyin memiliki banyak cara dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Salah satunya seperti yang dilakukan di Mushala Ar-Rasyid Desa Duko, Kecamatan Rubaru, Sumenep yang menghadirkan kesenian Bhe' Gherbis Al-Jinhari, Sabtu (08/10/2022).
Wakil Pengasuh Mushala Ar-Rasyid, Ustadz Moh Shulhan menjelaskan, kesenian ini merupakan peninggalan Agung Abdul Qohhar yang dikenal Agung Jinhar Desa Rajun, Pasongsongan, Sumenep.
"Bhe' Gherbis dikenalkan pada masyarakat luas oleh Almaghfurlah KH Hammad Karay, Ganding," ungkap pria yang juga Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Sumenep itu.
Dikatakan, walaupun pihak mushala menghadirkan kesenian ini, masyarakat akan mengenal kesenian para ulama tempo dulu. Bahkan, jamaah semakin menjiwai saat shalawat nabi dilantunkan secara bersama-sama.
"Banyak masyarakat bernadzar untuk malaksanakan selamatan dengan Bhe' Gherbis ini apabila hajatnya terkabul," tambahnya.
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA) Sumenep ini mengatakan, salah satu karamah Gung Jinhar sebagai masalah umum adalah peninggalan non organiknya yang bisa dijadikan wasilah tabarruk dan tafa'ul.
"Hal ini hendaknya menjadi motivasi bagi warga dan santri untuk memaksimalkan potensi itu agar bermanfaat kepada umat. Mengapa? Karena kesenian ini peninggalan besar untuk bangsa," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat dapat mengambil ibrah dari benda (Bhe' Gherbis) peninggalan para ulama dan menjadi media tabarruk. Artinya, warga akan berpikir keras dalam bentuk riyadhah dan penyucian agar derajatnya meningkat seperti halnya Mbah Jinhar.
Lebih lanjut, ia mengutarakan bahwa Bhe' Gherbis sangat dikenal oleh seluruh santri KH Hammad dan mereka sering bernadzar dengan itu. Menurutnya, Bhe' Gherbis merupakan musik traditional pengiring bacaan shalawat nabi dan doa-doa kebaikan.
“Musiknya tetap terjaga kekhasannya dan tetap seperti yang digunakan oleh penemunya tempo dulu," terangnya.
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua