• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Ketua NU Pamekasan Jelaskan Ciri-ciri Orang Khusyuk Peringati Maulid Nabi

Ketua NU Pamekasan Jelaskan Ciri-ciri Orang Khusyuk Peringati Maulid Nabi
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan PC IPNU-IPPNU Pamekasan di Kantor PCNU setempat, Selasa (03/11/2020) malam. (Foto: NOJ/ Syarofi).
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan PC IPNU-IPPNU Pamekasan di Kantor PCNU setempat, Selasa (03/11/2020) malam. (Foto: NOJ/ Syarofi).

Pamekasan, NU Online Jatim

KH Taufik Hasyim, Ketua PCNU Pamekasan menyampaikan ciri-ciri orang khusyuk dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Ciri pertama yang disebutkan oleh Kiai Taufik adalah mereka yang hati dan pikirannya merasa nikmat ketika mengikuti maulid.

 

"Orang bermaulid itu pertama untuk lin ni'mah (nikmat), maka apabila hatinya sudah merasa nikmat kesadarannya akan hilang. Yang ada dalam hati dan pikirannya hanyalah Rasulullah," ujarnya saat menjadi penceramah dalam Dzikro Maulidirrasul yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pamekasan di aula PCNU Pamekasan, Selasa (03/11/2020) malam.

 

Alumni pondok Pesantren Lirboyo itu menambahkan, cirri-ciri yang kedua adalah timbulnya rasa mahabbah (cinta) kepada nabi. "Kedua lil mahabbah. Jika rasa mahabbah sudah timbul, maka rasa cinta kepada nabi terus melakat, dan orang itu akan semakin khusyuk," tutur Kiai Taufik.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Sumber Anom Pamekasan itu juga memberikan perumpamaan orang ketika hati dan pikirannya sudah ada rasa mahabbah. "Seperti halnya percintaan Laila dan Majnun yang saling mencinta dan tidak ingin saling memisahkan diri," ucapnya.

 

Kiai Taufik bercerita, dulu ada ulama yang mahabbahnya kepada Rasulullah sudah tinggi dan orang di sekitarnya menganggapnya gila. "Tapi dengan tenang ulama itu menjawab 'Biarlah dia mengaggap seperti itu karena dia tidak pernah merasakan cinta saya kepada nabi," katanya.

 

Adapun cirri-ciri yang terakhir adalah timbulnya rasa rindu.  "Untuk Lit Tasywiq (untuk rindu), jika sudah merasa rindu, saya yakin ia pasti khusuk dimanapun dan dengan siapapun  karena kata Imam Ghazali orang bercinta tanpa rindu cintanya akan biasa," ungkap kiai yang juga mantan aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kediri tersebut.

 

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Taufik juga mengajak anggota dan kader IPNU-IPPNU terus belajar, mengaji dan diskusi intelektual. "Kader harus belajar, mengaji kepada ulama dan sering melakukan diskusi agar akalnya penuh keilmuan dan memiliki pemikiran yang positif," harapnya.

 

Sebelum tausiah dimulai, PC IPNU-IPPNU Pamekasan melakukan penyerahan IPNU Care kepada para relawan. Selain itu, ada juga penandatanganan MoU IPNU dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Pamekasan. Isinya tentang kesepakatan pembentukan komisariat IPNU-IPPNU di lingkungan LP Ma’arif NU Pamekasan.

 


 

Dalam kegiatan tersebut, selain dihadiri KH Taufik Hasyim, ada pula K Syamsul Arifin, Sekertaris LP Maarif NU Pamekasan, serta anggota dan kader IPNU-IPPNU dari tingkat ranting, anak cabang dan komisariat se Pamekasan.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru