• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Madura

Ketua PCNU Sumenep: Pesantren Kuatkan Nilai-nilai Ukhuwah di Lingkup NU

Ketua PCNU Sumenep: Pesantren Kuatkan Nilai-nilai Ukhuwah di Lingkup NU
Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq (pegang mic) pada acara Bahtsul Masail perdana di Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah Gadu Timur, Ganding, Sumenep, Ahad (12/02/2023). (Foto: NOJ/Firdausi)
Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq (pegang mic) pada acara Bahtsul Masail perdana di Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah Gadu Timur, Ganding, Sumenep, Ahad (12/02/2023). (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Pesantren tidak hanya menguatkan nilai-nilai nasionalisme dan memelihara keilmuannya, serta memegang kuat ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Pesantren juga menguatkan nilai-nilai ukhuwah yang sampai detik ini tidak pernah pudar di tengah-tengah komunitas yang beragam.


Pernyataan ini disampaikan KH A Pandji Taufiq pada acara Bahtsul Masail perdana di Abad kedua NU yang dihelat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep di Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah Gadu Timur, Ganding, Sumenep, Ahad (12/02/2023).


Ketua PCNU Sumenep itu mengajak para musyawirin untuk mencontoh dan mengaplikasikan nilai-nilai ukhuwah di lingkungan NU. Karena secara faktual, sampai 10 pupu kekerabatan tetap terjaga.


"Para masyayikh di pesantren menjalin silaturahim antar sesama kerabat. Beliau saling mengunjungi, ziarah, takziyah, bahkan saling berbesanan antar pesantren. Walaupun berbeda politik, beliau tetap memperkuat ukhuwah. Ini yang mestinya diterapkan di organisasi," pintanya saat memberi sambutan.


Tak hanya itu, ia mengingatkan bahwa, NU yang memberikan peradaban dunia dan kini menjadi episentrum umat, hakikatnya lahir dari rahim pesantren. "Saya mengucapkan syukur yang setinggi-tingginya karena setiap kegiatan bahtsul masail sering dipusatkan di pesantren," ungkapnya.


Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu mengutarakan, Puncak Resepsi 1 Abad NU yang dihelat di Sidoarjo memberikan Pekerjaan Rumah (PR) pada pengurus untuk mendigdayakan jamiyah dengan meningkatkan amaliyah dan khidmat pada organisasi.


Kiai Pandji menegaskan, tolak ukur Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dapat mendigdayakan jamiyah adalah merangkul seluruh masjid dan mushala dalam lingkungan jamiyah. Juga membangun perkumpulan ranting NU yang kuat agar keberadaannya terasa di tengah-tengah masyarakat.


"Rais Syuriyah selalu mendorong kita agar hadir di masjid dan mushala. Bahkan beliau mewanti-wanti untuk mengaktifkan kumpulan ranting NU kendati yang hadir hanya 3 orang. Dengan jumlah yang sedikit itulah nanti akan bertambah jamaahnya," tegasnya.


Menurutnya, lebih baik sedikit daripada pengurus tidak pernah hadir di acara perkumpulan. Perkumpulan itu mendatangkan barokah yang besar. Terbukti saat tasyakuran puncak 1 Abad NU, jamaah memiliki cerita-cerita unik yang di luar nalar.


"Kami yakin muassis hadir di acara akbar tersebut. Bahkan banyak ulama-ulama yang khumul datang di luar stadion guna mendoakan tasyakuran itu. Misalnya KH Ahmad Masduqi Abdurrahman Al-Hafidz asal Jombang, KH Hanafi asal Karawang dan masyayikh lainnya yang sengaja menyamar dan ingin duduk sama rata dengan para Nahdliyin di luar stadion," pungkasnya.


Madura Terbaru