• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

PCNU Dukung Densus 88 Ungkap Jaringan Terduga Teroris di Sumenep

PCNU Dukung Densus 88 Ungkap Jaringan Terduga Teroris di Sumenep
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Sumenep, NU Online Jatim

Kiai Dardiri Zubairi, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mengatakan bahwa penangkapan jaringan teroris di Sumenep oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 sudah tepat. Sebab, memiliki data akurat berdasarkan data Badan Intelijen Negara (BIN).


Menurutnya, warga Sumenep yang ditangkap Densus 88 bukan mewakili pandangan keagamaan mayoritas warga setempat. Kelompok ini kecil di Sumenep meski tidak bisa dianggap remeh. Apalagi Madura secara umum memang masuk dalam skenario untuk dijadikan basis kelompok mereka.


"Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus punya informasi akurat untuk menilai warga yang terpengaruh ajaran kelompok keras ini. Misalnya latar belakang pendidikan, pekerjaan, lingkungan sosial, kondisi ekonomi, dan seterusnya," ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Rabu (02/11/2022).


Dalam dunia yang sangat terbuka, lanjutnya, interaksi warga begitu mudah karena infrastruktur transportasi dan kemudahan teknologi informasi yang sangat memungkinkan warga mempengaruhi dan dipengaruhi ideologi yang berbeda dengan keyakinan yang dipegang selama ini. Apalagi kelompok keras ini dikenal militan menyasar warga, terutama yang gagap memahami agama secara benar. 


Dewan masyaikh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura ini menilai, penangkapan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terpengaruh jaringan keras ini perlu dipertanyakan peran pemerintah daerah dan Kementerian Agama (Kemenag).


Seharusnya, sambungnya, mereka memiliki data akurat kelompok yang dicurigai mengajarkan ajaran keras. Pasalnya, kelompok ini pasti memiliki pangakalan. Baik kantor, sekretariat, pondok, lembaga pendidikan, yayasan dan lainnya.


"Kami rasa pemerintah daerah dan Kemenag pasti punya datanya. Persoalannya, apa yang sudah dilakukan mereka mengantisipasi penyebaran faham keras ini? Hingga detik ini belum pernah ada usaha preventif membendung kelompok keras ini. Kami berharap, pemerintah daerah segera mengundang Ormas keagamaan untuk menyusun langkah-langkah antisipatif," harapnya.


Lebih lanjut, pemerintah daerah segera memotong donasi kelompok ini yang menurut informasi kotal amalnya beredar di warung dan toko di Kabupaten Sumenep. 


"Bagaimana pun gerakan ini, butuh anggaran untuk menyebar fahamnya. Jika donasinya dibekukan, ini akan menyulitkan untuk bergerak," pinta mantan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Sumenep itu.


Kiai Dardiri menegaskan, PCNU terus mewaspadai gerakan ini. Konsolidasi yang dilakukan selama ini hingga ke tingkat ranting merupakan langkah strategis untuk mewaspadai. 


"Selama ranting dan anak ranting NU kuat dan kegiatannya berjalan, termasuk menyebarkan ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah. Kami meyakini warga kita tak akan tertarik pada ajaran keras ini," tandasnya.


Editor:

Madura Terbaru