• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Madura

Tekan Sampah, UPT Jatian Pesantren Annuqayah Gelar Musyawarah Ekopesantren

Tekan Sampah, UPT Jatian Pesantren Annuqayah Gelar Musyawarah Ekopesantren
Musyawarah Ekopesantren oleh UPT Jatian Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, Guluk-Guluk, Sumenep, Sabtu (02/04/2024). (Foto: NOJ/ Firdausi)
Musyawarah Ekopesantren oleh UPT Jatian Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, Guluk-Guluk, Sumenep, Sabtu (02/04/2024). (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Problem sampah tak berkesudahan di belahan dunia, khususnya di Indonesia. Guna menekan angka sampah, Laboratorium Sampah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jatian Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa menggelar Musyawarah Ekopesantren. Agenda itu dipusatkan di Aula Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Sabtu (02/04/2024).

 

Kegiatan tersebut bertajuk ‘Manajemen Pengelolaan Sampah di Pesantren’. Sedikitnya, acara ini diikuti sekitar 50 peserta perwakilan pondok pesantren se-Madura.

 

Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, Moh Farid menjelaskan, musyawarah ini dimaksudkan untuk mengajak kalangan pesantren agar memiliki komitmen yang sama dalam mengatasi permasalahan sampah.

 

“Apalagi sampai detik ini menjadi ancaman serius bagi lingkungan, terlebih di lingkungan pesantren,” ujarnya saat memberikan sambutan.

 

Ia mengatakan, penyelesaian permasalahan sampah tak semudah membalikkan telapak tangan. Negara-negara maju yang sudah memiliki sistem pengelolaan sampah paling mutakhir sekalipun, nyatanya belum mampu menyelesaikan persoalan sampahnya sendiri dan harus mengirimkan sampahnya ke negara-negara berkembang.

 

“Hal ini bisa dilihat dari kasus sampah impor yang salah satu penyumbang terbesarnya berasal dari negara-negara maju di Eropa,” ungkapnya.

 

Untuk itu, bersama pengasuh dan pengurus pesantren menyadari bahwa dampak masa depan ekologi negeri ini tidak hanya ditentukan oleh santri. Bayangkan, jika ratusan kilogram sampah yang dihasilkan tiap hari tidak diatasi, angka sampah bisa mencapai kisaran 1 ton.

 

Faktanya, sampah berakhir menjadi tumpukan yang menggunung di TPS Annuqayah bersama dengan sampah dari kompleks pesantren daerah lainnya. Sementara sistem TPS Annuqayah, sejauh ini masih menerapkan cara lama, yaitu open dumping dengan penanganan tumpuk dan bakar.

 

“Jelas penanganan semacam ini berdampak sangat buruk bagi lingkungan. Sejak bulan Maret 2023 lalu, bertepatan dengan bulan Sya’ban 1444 H, dicanangkanlah inisiasi zero TPA. Pesantren Lubangsa tidak lagi membuang sampah ke tempat pembuangan manapun di luar lingkungannya sendiri,” curahnya.

 

Untuk mengelola timbulan sampah tersebut, kata Farid, Pesantren Lubangsa menguatkan organisasi kepesantrenan dengan beberapa inisiasi serius. Yakni berdirinya UPT Jatian sebagai pusat pengelolaan sampah pada sisi hilir.

 

Sementara Direktur UPT Jatian, Hariyadi mengatakan, pengelolaan sampah menjadi istimewa karena tidak melibatkan teknologi tinggi apapun, melainkan sekadar penerapan teknologi sederhana yang sinergis dengan lingkungan sekitar. Ekonomi sirkular yang lahir dari sistem pengelolaan sampah mampu menghidupi operasionalnya.

 

“Diperkuatnya ekologi Lubangsa, merambah pada komunitas pecinta lingkungan di kompleks Lubangsa Putri. Komunitas ini masuk ke dalam sistem integratif bersama UPT Jatian,” tuturnya.

 

Dijelaskan, terbentuknya tim Nafas Lubangsa sebagai penggerak pengelolaan sampah di bagian hulu pada kompleks Lubangsa Putra. Sedangkan berdirinya Rumah Pelangi, menjadi unit di bawah Ekologi Lubangsa yang menjadi ruang produksi dan ruang pamer kerajinan santri berbasis sampah daur ulang.

 

“Alhamdulillah, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin telah meresmikan program Lubangsa Emas. Emas adalah akronim dari Ekopesantren Mandiri Atasi Sampah (Emas),” terangnya.

 

Diketahui, Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa terus memperlebar jaringannya dengan beberapa kegiatan aktif. Di antaranya menjadi pembicara pada acara pelatihan pengelolaan sampah, menghelat musyawarah nasional bersama perkumpulan Pesantren Emas yang terdiri dari berbagai pesantren dan lembaga penggiat sampah di Pulau Jawa, dan menerima kunjungan studi banding pengelolaan sampah dari berbagai instansi.


Madura Terbaru