• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Wakil Rais NU Jatim: Jamiyah Ini Dijaga Waliullah

Wakil Rais NU Jatim: Jamiyah Ini Dijaga Waliullah
KH Abd Adzim Khalili di Pekan Rajabiyah dan Harlah ke-97 NU di MWCNU Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)
KH Abd Adzim Khalili di Pekan Rajabiyah dan Harlah ke-97 NU di MWCNU Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim
KH Abd Adzim Khalili sebagai salah seorang Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur bercerita saat hendak boyong dari Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Jawa Tengah.

 

Kala itu pengasuh pesantren, almaghfurlah KH Maimon Zuber memegang tangannya dengan erat. Hal tersebut berlangsung lama, dan kemudian berpesan:

 

"Gus, tidak usah jadi pengurus partai politik, tapi kalau diperlukan oleh NU wajib mau," katanya saat mengisi Puncak Pekan Rajabiyah dan Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke -97 di halaman kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Pragaan, Rabu (11/3).

 

Dewan Masyaikh Pondok Pesantren Sidogiri tersebut mendoakan jamaah yang hadir semoga dikumpulkan semua di surga dengan Syaikhana Chalil dan KH M Hasyim Asy'ari.

 

Di depan ribuan jamaah yang hadir, KH Abd Adzim Khalili melanjutkan cerita. Bahwa setelah dilantik menjadi Wakil Rais PWNU Jawa Timur merasa gelisah. Sehingga berinisiatif untuk sowan ke gurunya KH Maimun Zuber kala itu perihal penerimaan pada jabatan struktural itu.  

 

Begitu sampai menjabat tangan, sang guru berkata seolah tahu kecamuk gelisah dalam jiwanya dengan berkata.

 

“NU itu wajib dijaga, NU itu peninggalan para waliullah,” ujarnya terkejut dengan kewalian gurunya karena bisa menebak apa yang bergelayut di dadanya. 

 

“Semoga kita semua di akhirat berkumpul dengan  beliau,” ungkapnya.

 

Selanjutnya disampaikan bahwa muassis tidak tergesa mendirikan organisasi besar ini. Butuh waktu yang lama dan perenungan panjang.

 

"Bayangkan, perenungan panjang 6 tahun lamanya NU baru berdiri, dari tahun 1920 sampai tahun 1926. Mengisyaratkan bahwa tidak ada nafsu keduniaan sama sekali dalam pendiriannya selain ingin mendapatkan ridha Allah SWT," tuturnya.

 

Saat mau menerima tawaran sebagai bagian dari PWNU Jawa Timur, dirinya juga mengutus santri untuk tirakat di makbarah Syaikhana Cholil Bangkalan. Kala itu Syaikhana datang dan berpesan kepada santrinya:

 

"Salam  kepada Kiai Abd Adzim, terus maju jangan mundur,” tegasnya.

 

Berkat metode intuitif yang dilakukan oleh santrinya, akhirnya KH Abd Adzim Khalili menerima jabatan yang diamanahkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Nahdliyin. 

 

Bahkan dirinya meyakinkan hatinya bahwa NU sampai sekarang tetap diawasi, dijaga, didampingi dan dikendalikan oleh para waliullah.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Ibnu Nawawi
 


Editor:

Madura Terbaru