Malang, NU Online Jatim
Pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Jamiyyatul Qurra Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Timur adakan Khatmil Qur'an secara spontanitas. Kegiatan ini dalam rangka memperingati Haul ke-4 Almarhum KH Ahmad Hasyim Muzadi. Khatmil Qur'an ini dilaksanakan di lantai 2 Masjid Pondok Pesantren Mahasiswa (Ponpesma) Al Hikam Malang pada Selasa (16/03/2021) pagi.
"Kegiatan khataman ini diadakan secara spontanitas. Tiba-tiba tadi malam Gus Syafak hadir ke pondok. Paginya secara spontan ingin mengadakan Khatmil Qur'an dalam rangka memeriahkan Haul Virtual ke-4 Almarhum KH Ahmad Hasyim Muzadi," Kata KH Mohammad Nafi', Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang.
Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang tersebut juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara virtual. Namun di Ponpesma Al Hikam Malang dan Depok tetap mengadakan kegiatan bersama khusus untuk santri yang berada di pesantren.
"Haul kali memang di adakan secara terbatas karena masih pandemi. Yang di pesantren sendiri hanya dikhususkan untuk santri yang menetap saja. Untuk alumni dan muhibbin kami sediakan link zoom meeting untuk mengikuti haul secara virtual," jelas Gus Nafi' sapaan akrab putra menantu Kiai Muchith Muzadi.
Khatmil Qur'an ini dihadiri oleh 15 orang meliputi PW JQH NU Jatim, Pimpinan Cabang (PC) JQH NU Kabupaten Malang, PC JQH NU Kota Malang, dan PC JQH NU Kota Batu. Tentunya dalam kegiatan ini tetap mengutamakan protokol kesehatan.
Sekretaris PW JQH NU Jatim berharap bahwa kegiatan ini bisa menyambungkan rasa cinta kepada guru walaupun diadakan secara spontanitas, serta bertujuan untuk merefleksikan perjuangan guru-guru yang telah mendahului.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan almarhum semoga ditempatkan pada surga Allah SWT. Kedua kita berharap mendapatkan berkah dari para alim yang telah mendahului kita, dan ketiga melihat kondisi Indonesia hari ini saya teringat Almarhum Abah Hasyim yang dulu berkeliling untuk menyampaikan banyak hal tentang Pancasila dan Islam Rahmatan lil 'Alamin. Setelah itu bagaimana agar konsep tersebut bisa menjadi dasar bagi perdamaian dunia, bukan hanya Indonesia," ujar H Musyafak Ali.
Editor: Risma Savhira