• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Malang Raya

Innalillahi, 127 Orang Wafat pada Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

Innalillahi, 127 Orang Wafat pada Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Flyer ucapan duka untuk tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: NOJ)
Flyer ucapan duka untuk tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: NOJ)

Malang, NU Online Jatim
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Pertandingan sepak bola antara Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (01/10/2022) malam menelan korban jiwa. Disebutkan, sebanyak 127 orang yang terdiri suporter dan polisi dinyatakan wafat dalam tragedi tersebut.


"Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ujar Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim Irjen Nico Afinta kepada awak media di Polres Malang, dilansir dari detik.com, Ahad (02/10/2022).


Dikatakan oleh Nico, sebanyak 34 orang meninggal dunia di dalam Stadion Kanjuruhan. Sedangkan korban jiwa lainnya wafat pada saat proses pertolongan di rumah sakit.


Menanggapi peristiwa ini, Manajemen Arema FC menyampaikan turut berbela sungkawa atas musibah tersebut. Manajemen klub berjuluk Singo Edan itu mengaku turut bertanggung jawab dalam penanganan korban.


“Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ungkap Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, di situs resmi klub.


Pihaknya mengaku akan membentuk crisis center atau posko informasi untuk menangani musibah itu. Di antaranya, yakni menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.


"Kepada keluarga korban, manajemen Arema FC memohon maaf sebesar-besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," pungkasnya.


Tragedi kericuhan itu berawal kala Aremania (sebutan suporter Arema FC) tidak terima usai timnya kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Aremania turun dan menyerbu lapangan, sehingga pihak kepolisian merespons dengan halauan hingga tembakan gas air mata.


Tak hanya itu, polisi juga menambakkan gas air mata ke arah tribun. Tak pelak, tembakan gas air mata itu membuat suporter panik, mereka pun berlarian hingga sebagian lainnya terinjak-injak.


Malang Raya Terbaru