• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 11 Mei 2024

Malang Raya

Nadiem Makarim Ulas Kompetensi Hadapi Teknologi Disrupsi di NU Tech

Nadiem Makarim Ulas Kompetensi Hadapi Teknologi Disrupsi di NU Tech
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim. (Foto: TVNU)
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim. (Foto: TVNU)

Malang, NU Online Jatim
Salah satu rangkaian NU Tech: Final Day bertajuk 'Peningkatan Teknologi untuk Bangsa' turut mengundang narasumber dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim. Sub tema yang juga diangkat adalah Technology Disruption: Risk And Opportunieties #SemuaBisaGoDigital.


Dirinya mengulas dua kompetensi atau profil yang harus dimiliki dalam menghadapi Technology Disruption. Dua kompetensi  tersebut akan memudahkan seseorang dalam menghadapi berbagai kompetensi manual ke digital.


"Hanya ada 2 kompetensi profil atau kualitas yang harus kita miliki di generasi muda. Pertama adalah menjadi pembelajar sepanjang hayat, ini artinya kita punya broad mindset. Kita mau kerjaan apa, dimana, kita terus belajar dan punya insting terus belajar," katanya saat menyampaikan materi di Ballroom lantai 5 Hotel Savana, Kota Malang, Senin (19/12/2012).


Menurut Nadiem, ini bukan karena paksaan, melainkan dari keinginan belajar. Sebab, anak yang rasa ingin tahu sangat tinggi akan menjadi pembelajar sepanjang hayat memiliki berbagai wawasan keilmuan, pengetahuan dan pengalaman.


“Kompetensi kedua yaitu critical thinking, dengan memiliki kemampuan critical thingking seseorang bisa memproses informasi secara kritis. Tidak hanya itu, yang ditimbulkan kemampuan kemampuan kritis bisa menjadi problem solving di berbagai macam sektor,” terangnya.


Alumnus Sekolah Bisnis Universitas Harvard (2009–2011) ini mengaku, untuk menjadi problem solver harus mempunyai kemampuan di berbagai macam disiplin. Inilah yang menjadikan kampus merdeka tercampur Program studi (Prodi) di antara sektor antara lintas prodi dan lintas jurusan.


“Dengan belajar dari berbagai sektor akan membuka pengalaman luas. Ketika tidak kecipratan ilmu dari berbagai sektor, mahasiswa tidak akan bisa mencari benang merah dari apa yang digunakan untuk memecahkan permasalahan,” ungkapnya.


Pria yang sebagai pendiri aplikasi ojek online terbesar di Indonesia ini menjelaskan, sebenarnya di sektor apapun bisa dilakukan, itu merupakan dua hal cara untuk imunitas terhadap semua disrupsi.


Nadiem menuturkan, manfaat teknologi yang selama ini dirasakan saat pandemi covid-19 terhadap pendidikan di Indonesia cukup besar. Selain cukup memudahkan, juga tidak terbatas ruang dan waktu dalam memperoleh ilmu.


Akan tetapi, tidak dipungkiri bahwa memiliki dampak negatif yang dirasakan baik dari guru maupun peserta didik pasca 3 tahun menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ataupun pembelajaran dalam jaringan (daring).


“Salah satu dampak negatif adalah peserta didik menjadi ketergantungan terhadap gadget, terlebih dengan media sosial yang hanya ilusi,” tandasnya.


Dijelaskan, pembelajaran jarak jauh online dengan teknologi tidak bisa menggantikan ruang kelas dan tidak bisa menggantikan guru. Perdebatan sudah selesai bahwa pembelajaran secara fisik dengan guru jauh lebih efektif untuk anak di negara manapun.


Malang Raya Terbaru