Nganjuk, NU Online Jatim
Era modern, jamu masih jadi minuman tradisional yang populer di kalangan masyarakat. Terbukti hingga sekarang, penjualan jamu sudah merambah ke ranah online. Dan salah seorang anggota Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nganjuk, Mohamamd Alwi Musthofa (35) bercerita sejak tahun 2014 membuat teh ekstrak daun sirsak untuk jamu.
“Saat ini jamu di lingkungan tempat tinggal saya di Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom tidak begitu banyak yang dijual secara online, sehingga saya memutuskan untuk menjual produk saya ini secara online,” ungkapnya saat ditemui NU Online Jatim, Ahad (02/01/2022).
Alwi menceritakan awalnya ia hanya berjualan jamu ke teman-teman atau tetangga terdekatnya saja yang sedang sakit. Namun, tidak disangka banyak yang merespons positif jamu buatannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk berjualan online.
"Dulu saya belum berpikir untuk jualan online, tapi teman-teman suka menanyakan lewat WhatsApp pesan jamu. Dari situ saya pikir untuk mulai jualan online melalui berbagai platform media sosial. Alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan," ungkap alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ula (STAIM) tersebut.
Berbeda dengan minuman jamu lainnya, teh ekstrak daun sirsak buatan Alwi diklaim tidak mengandung kafein sama sekali. Hal itu telah ia ujikan dan telah mendapat sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dari bupati melalui dinas kesehatan.
"Menurut ahli kesehatan, mengonsumsi teh daun sirsak juga memberikan banyak manfaat diantaranya mengatasi infeksi, meningkatkan imunitas, mengurangi peradangan, melancarkan metabolisme dalam tubuh dan mengoptimalkan kesehatan saluran pencernaan," jelas Alwi.
Saat ini dirinya hanya berjualan jamu instan saja. Menurutnya jamu instan serbuk dapat disimpan lebih lama dibandingkan dengan jamu cair. Adapun jenis teh daun sirsak yang ia jual online terbilang variatif yaitu aroma rosella, kunyit, buah naga, melati dan sebagainya.
"Kita bisa kirim seluruh Indonesia. Saat ini pelanggan juga banyak yang dari luar Jatim," jelasnya.
Dalam satu bulan, Alwi mengaku bisa mendapat pesanan hingga 400 kemasan dengan harga Rp 5 ribu per kemasan. Kendati demikian, baginya kesenangan dalam membuat jamu herbal adalah yang utama karena dengan itu ia merasa dapat membantu orang lain.
“Terima kasih kepada pelanggan yang sudah percaya dengan saya. Semoga saya dapat mengembangkan usaha saya ini lebih baik lagi,” pungkasnya.
