• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pemerintahan

Jamu Al Qomar, Produk Pesantren Sunan Kalijaga Nganjuk yang Mendunia

Jamu Al Qomar, Produk Pesantren Sunan Kalijaga Nganjuk yang Mendunia
Produk jamu Al Qomar. (Foto: NOJ/yt)
Produk jamu Al Qomar. (Foto: NOJ/yt)

Nganjuk, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Nganjuk berdiri tahun 1999 di Desa Pakuncen, Kecamatan Patianrowo. Selain menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal, pesantren ini juga memiliki Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) untuk wadah kewirausahaan.

 

“Kopontren kami memiliki produk unggulan yaitu jamu Al Qomar yang bermacam-macam jenis. Jamu Al Qomar ini diciptakan untuk mencukupi kebutuhan santri-santri dari hasil penjualan program ini,” kata Aziz Kabul, Sekretaris Kopontren pada Senin (14/12/2020).

 

Omzet yang didapat dari produk ini sangat tinggi hingga mencapai miliaran rupiah per tahun.

 

“Omzetnya per bulan mencapai 350 juta rupiah, dan per tahun kisaran 3 sampai 4 miliar. Meskipun omzet kita bagus, pencapaian itu tetap untuk kebutuhan santri,” ungkapnya.

 

Pemasaran produk jamu Al Qomar sudah mencapai seluruh Indonesia dan mancanegara.

 

“Pemasarannya sudah sampai ke seluruh Indonesia, dan juga beberapa negara seperti Malaysia, Hongkong, dan Arab Saudi,” terangnya.

 

Pemasaran tersebut dicapai dengan memanfaatkan berbagai media offline dan online.

 

“Strategi pemasarannya antara lain melalui berbagai pengajian, radio, TV lokal, dan berbagai platform media sosial,” jelasnya.

 

Aziz menambahkan, bahwa pemasaran tersebut tidak lepas dari peran alumni yang ikut serta membantu.

 

“Peran alumni dalam pengembangan produk sangat signifikan. Mereka yang belum memiliki pekerjaan kami libatkan untuk mempromosikan produk ini di daerah masing-masing,” tambahnya.

 

Dirinya juga menjelaskan, bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, pemasaran produk juga turut terdampak.

 

“Kendala pemasaran produk kami saat pandemi Covid-19 antara lain, para sales tidak leluasa seperti sebelumnya, sehingga kita hanya memaksimalkan melalui media sosial dan marketplace,” jelasnya.

 

Dirinya bersyukur dengan adanya program One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur, pesantren mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

 

“Kita bersyukur dengan adanya OPOP Jawa Timur, karena pesantren-pesantren lebih diperhatikan dan dikawal berkaitan dengan izin dan lain sebagainya,” ucapnya.

 

Harapannya, OPOP dapat memberikan bantuan secara moral dan materi untuk pengembangan produk pesantren.

 

“Ke depan kami harap, OPOP Jawa Timur bisa memberi fasilitas lebih untuk pengembangan produk dan modal pesantren,” pungkasnya.


Pemerintahan Terbaru