Jombang, NU Online Jatim
Kebahagiaan harus dirasakan Kholil, salah satu kader Banser Jombang setelah serah terima program bedah rumah dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Timur, Senin (12/ 10/ 2020). Kholil yang berdomisili di RT 01 RW 03 Dusun Ngaren, Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang ini patut bersyukur atas rezeki yang kini diperolehnya.
Ia mengaku tak punya biaya untuk memperbaiki rumahnya karena penghasilannya hanya pas-pasan dan tidak menentu. “Saya hanya hanya mampu membalas kebaikan semua anggota Ansor, Banser, Baznas dan warga yang terlibat dengan doa dan ucapan terimakasih yang tak terhingga. Pengabdian saya sebagai banser tidak pernah berharap untuk ini. Saya pingin khidmat saja,” kata Kholil.
Dalam proses serah terima ini, tampak hadir Ketua Baznas Jombang, Didin A Sholahuddin, Ketua PC GP Ansor Jombang H Zulfikar Damam Ikhwanto dan Ketua PAC GP Ansor Perak Tufail Affan.
Menurut Ketua PC GP Ansor Jombang, H Zulfikar Damam Ikhwanto aksi sosial itu telah menjadi komitmen yang dipegang teguh Ansor untuk terus berkhidmat melalui NU. Untuk bedah rumah, ia menginstruksikan semua anggota Ansor dan Banser untuk membantu kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, sahabat Kholil adalah orang yang sangat antusias dan ringan tangan. Beliau sosok pria paruh baya yang sangat aktif baik kegiatan desa maupun agenda-agenda Ansor lainnya. Keikhlasan ini akhirnya diganjar Allah dengan rejeki mendapat program ini," ujar pria yang akrab disapa Gus Antok ini.
Sementara itu, Didin A Sholahuddin, Ketua Baznas Jombang yang hadir sebagai perwakilan Baznas Jatim menyampaikan, bedah rumah ini merupakan bentuk kepedulian lembaganya kepada masyarakat. “Berawal dari usulan PC GP Ansor Jombang yang prihatin dengan rumah warga yang sudah tidak layak huni bahkan hampir roboh sehingga harus dibedah dan direhab,” ungkap Gus Didin.
Pengerjaan bedah rumah ini rencananya akan dimulai Rabu (14/ 10/ 2020) mendatang. Warga sekitar, anggota Banser, dan Ansor akan bergotong-royong melaksanakan proses bedah rumah ini nantinya.
Adapun rumah Kholil, diceritakan Tuffail Affan bahwa kondisinya cukup memprihatinkan. Rumahnya sebagian besar masih berlantai tanah dan berdinding gedhek (anyaman bambu) yang sudah lapuk. Kholil yang kesehariannya bekerja sebagai tenaga serabutan itu tinggal bersama anaknya saja, sebab istri sudah lama meninggal.
Editor : Romza
