Ponorogo, NU Online Jatim
Pengurus Cabang (PC) Fatayat Nahdlatu Ulama (NU) Ponorogo bekerjasama dengan Komunitas Rangkul Pawitandirogo Ponorogo. Rangkul Pawitandirogo ini adalah komunitas relawan yang memberikan informasi bagaimana cara pengasuhan keluarga dengan tepat. Acara ini diisi oleh Uswatun Ni'mah dari Fatayat NU Ponorogo dan narasumber Walida Asitasari, pelatih pendidikan keluarga Rangkul di Ponorogo.
Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual ini dilangsungkan Senin (08/02/2021) dengan mengusung tema "Tak Sempurna Tapi Cinta". Acara ini berlangsung secara live di instagram @PCFatayatNUPonorogo dan @Rangkulpawitandirogo. Agenda ini membahas berbagai problematika yang tidak dapat terkontrol dalam pengasuhan dalam keluarga di masa pandemi.
Bincang virtual ini dilaksanakan sebagai bekal dan pengetahuan untuk para orang tua. Melihat kondisi sejak adanya pandemi Covid-19 di Indonesia banyak sekali terjadi problematika dari berbagai bidang. Salah satunya adalah pendidikan.
Banyak orang tua merasa kewalahan terhadap progam pemerintah belajar dari rumah. Kurangnya pemahaman dan persiapan teknologi dalam metode belajar menjadi kendala bagi orang tua mendampingi anak dalam kegiatan belajarnya sehingga tidak dapat berjalan maksimal.
"Keluarga merupakan pondasi utama dalam pendidikan. Oleh karena itu orang tua perlu memahami bagaimana solusi yang tepat dalam proses pengasuhan. Para orang tua hendaknya menyadari bahwa terdapat suatu hal yang tidak dapat dikontrol, yakni adanya pandemi ini. Maka mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan keadaan, dan selalu mencari berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut," ungkap Walida Asitasari saat memberi penjelasan dalam dalam bincang virtual tersebut.
Ia juga menyampaikan prinsip kunci dalam pengasuhan, yaitu dengan cara CINTA. Huruf C pada kata CINTA ini memiliki arti ‘cari cara sepanjang hayat’. Artinya orang tua agar terus berusaha mencari solusi karena pengasuhan adalah perjalanan panjang. Kemudian huruf I adalah ‘ingat impian tinggi untuk kebaikan anak’.
Untuk huruf N yaitu ‘Nerima tanpa drama’ maksudnya setiap orang berusaha memahami bahwa setiap ketidak sempurnaan terdapat hikmahnya. Huruf T berarti ‘tidak takut salah’ yaitu dalam membimbing anak dengan mencoba berbagai cara dan terus memperbaikinya. Sedangkan huruf A adalah ‘asyik bermain bersama’. Dengan bermain bersama membuat keluarga merasa keberadaannya dianggap penting dan dihargai.
Penulis: Husnul Khotimah
Editor: Romza