• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Kader Muda LBMNU Ponorogo Didorong Aktif Berbagi Ilmu

Kader Muda LBMNU Ponorogo Didorong Aktif Berbagi Ilmu
Gus Ulin Nuha Kader Muda NU di LBMNU Ponorogo. (Foto: NOJ/ Zen Muhammad)
Gus Ulin Nuha Kader Muda NU di LBMNU Ponorogo. (Foto: NOJ/ Zen Muhammad)

Ponorogo, NU Online Jatim

Pengurus Cabang Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM-NU) Kabupaten Ponorogo terus mendorong para ulama muda untuk terus berkontribusi dalam menyebarkan ilmu berhaluan Ahlussunah wal Jamaah An Nadliyah.

 

Ini tidak lain untuk membantu umat dalam beribadah dengan baik dan benar sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW khususnya tentang zakat, infaq dan sedekah.

 

Kiai Badrus Sholeh Arif, Ketua LBM-NU Ponorogo mengatakan, kader-kader muda NU sangat banyak sekali. Namun memegang kuat tradisi-tradisi lama yaitu tawadhu. Sehingga sangat enggan sekali dapat memberikan ilmunya.

 

"Di satu sisi tawadlu itu dibenarkan. Tapi disisi lain karena saat ini umat membutuhkan pemikiran-pemikiran atau ilmu-ilmu dari para tenaga-tenaga muda yang sudah mumpuni," katanya kepada NU Online Jatim usai menghadiri ngaji filantrophy NU CARE-LAZISNU Kabupaten Ponorogo, Selasa (26/01/2021).

 

Kiai Badrus mengungkapkan, para kader muda NU banyak yang sudah menguasai kutubus salaf yang sangat diperlukan. Sehingga saat ini bukan saatnya bagi para kader NU yang muda bertawadlu. "Harus menampakkan keilmuan mereka," tegasnya.

 

Kiai Badrus kemudian menyebut sejumlah nama kader muda NU yang dinilai memiliki keilmuan tinggi. "Mereka itu tenaga-tenaga muda mumpuni," paparnya.

 

Dengan tenaga-tenaga muda tersebut, maka warga Nahdiyin harus pandai memanfaatkan keilmuan mereka. "Jadi apa yang mereka punya itu bisa digali. Sehingga tidak ada lagi warga Nahdiyin yang tidak tau tentang urusan zakat," tuturnya.

 

Sementara itu, Gus Ulin Nuha seusai mengisi materi ngaji filantropy yang membahas zakat menyampaikan sempat merasa gugup karena harus ngaji bersama para kiai dan ulama serta alim yang hadir. "Tapi setelah muqadimah, lalu masuk ke pembahasan jadi enjoy aja," ungkapnya.

  

Putra kedua Kiai Solikhan, Rais Syuriah PCNU itu mengaku semakin santai ketika ada dialog interaktif pada saat ngaji filantrophy. "Itu yang saya harapkan ngaji itu ya seperti itu. Ngaji itu ngga, terlalu formal dan intinya bisa dinikmati semua. Kan kalau ngaji itu tegang-tegangan biasanya agak sulit masuk juga," pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru