• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 23 April 2025

Matraman

Grebeg Pasar Tradisional, Cara Fatayat NU Ponorogo Rayakan Hari Ibu

Grebeg Pasar Tradisional, Cara Fatayat NU Ponorogo Rayakan Hari Ibu
Flyer grebeg tradisional dalam rangka Hari Ibu oleh PC Fatayat NU Ponorogo. (Foto: NOJ/Husnul Khotimah)
Flyer grebeg tradisional dalam rangka Hari Ibu oleh PC Fatayat NU Ponorogo. (Foto: NOJ/Husnul Khotimah)

Ponorogo, NU Online Jatim

Banyak cara yang dilakukan untuk merayakan Hari Ibu, yakni dengan memberikan hadiah untuk ibu, mengajak jalan-jalan dan cara-cara yang lainnya.


Kali ini berbeda dengan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo yang memilih cara unik dalam merayakan hari ibu dengan menyelenggarakan kegiatan yang disebut ‘Grebeg Pasar Tradisional’ pada Ahad, (22/12/2024).  


Kegiatan ini juga diinstruksikan kepada seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU seluruh kecamatan di Ponorogo. Acara ini dilaksanakan di titik pasar tradisional di masing-masing kecamatan. 


Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Ponorogo, Nuurun Nahdliyah mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya bentuk solidaritas penguatan ekonomi kerakyatan sekaligus menandai peringatan hari ibu, karena dalam pasar tradisional mayoritas penjual adalah seorang ibu.


“Ini juga momen untuk saling menguatkan dan memberi motivasi sebagai seorang ibu selain menerima kodratnya, maka juga harus mengupayakan bagaimana berbuat untuk memberikan makna dalam kehidupan ini,” ujarnya.


Menurutnya, makna hari ibu baginya adalah momentum untuk merefleksikan diri, maka momen mulia ini seperti merasakan dan melihat kembali peran ibu yang luar biasa, baik ibu sendiri maupun para ibu di sana yang berjuang untuk kehidupan untuk anak dan keluarga.


“Kegiatan ini kami fokuskan di pasar tradisional karena saat ini pasar tradisional sudah mulai sepi pengunjung, karena kalah bersaing dengan belanja online yang mengurangi pendapatan para pejuang ekonomi kita di pasar tradisional,” terangnya.


Ia menyebut, suasana ramai pengunjung dan raut senyuman setiap penjual sebagai bukti bahwa kegiatan ini memberikan energi positif bagi para pejuang ekonomi khususnya para ibu. 


“Alhamdulillah dagangan saya hari ini banyak yang terjual, karena kegiatan ini pasar jadi ramai kembali,” ucap Sri Utami salah satu penjual di Pasar Songgolangit.


Matraman Terbaru