Pacitan, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin menyebutkan membangun dan memakmurkan masjid secara fisik memang perlu dilakukan bagi kaum muslim di setiap daerah. Namun, memakmurkan masjid secara ibadah tentu lebih penting.
Penekanan ini disampaikan oleh KH Ma'ruf Khozin dalam acara ‘Silaturahim Diaspora Muslim Dunia’. Kegiatan dalam rangka penggalangan dana masjid Belgia ini diprakarsai oleh Yayasan Nusantara Cultural Center (NCC) Belgia bersama Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Eropa, yang dilaksanakan secara virtual, Ahad (19/09/2021) malam.
Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini memaparkan pentingnya imarah ma’nawiyah atau memakmurkan masjid secara maknawi. Berkaitan dengan hal ini, ia menceritakan salah satu peristiwa di masa Rasulullah SAW tentang keutamaan masjid yang digunakan sebagai pusat ilmu.
“Pernah di Masjid Nabawi didapati orang Arab yang tidak tahu mana batas masjidnya. Kemudian, ia kencing di salah satu sudut masjid. Ketika selesai hajatnya, Rasulullah SAW pun menyampaikannya bahwa fungsi masjid bukanlah tempat kotoran dan najis, melainkan untuk berdzikir kepada Allah SWT, shalat dan ngaji,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan beberapa kisah lain berkaitan dengan imarah ma’nawiyah yang ada di zaman Rasulullah SAW. Saat itu Nabi Muhammad SAW berada di masjid dan menyaksikan dua halaqah yang berbeda.
Satu majelis untuk tilawah dan berdoa, dan satu lagi majelis taklim. Nabi pun memuji keduanya. Namun dari keduanya itu, Nabi bergabung dengan majelis ilmu.
“Jadi, di samping masjid sebagai tempat rutinitas ibadah, yang tak kalah penting adalah menjadikan masjid sebagai pusat ilmu,” ungkap alumni Pesantren Al-Falah Ploso Kediri ini.
Kiai Ma’ruf Khozin menambahkan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk memakmurkan masjid. Di antaranya dengan pembacaan tahlil, peringatan maulid nabi, walimatul aqiqah dan lain sebagainya.
Baca juga: Gus Baha Jelaskan Esensi Sujud
“Semua itu tidak masalah dilakukan, yang terpenting ada nilai ilmu dan nilai ibadahnya,” pungkasnya.
Editor: A Habiburrahman