• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

KH Musthofa Aqil Siroj: Mbah Wahab Sosok Tawadlu dan Pejuang

KH Musthofa Aqil Siroj: Mbah Wahab Sosok Tawadlu dan Pejuang
KH Musthofa Aqil Siroj saat Haul Emas Virtual 50 Tahun KH Wahab Chasbullah, Selasa (22/06/2021) malam. (Foto: NOJ/ Romza)
KH Musthofa Aqil Siroj saat Haul Emas Virtual 50 Tahun KH Wahab Chasbullah, Selasa (22/06/2021) malam. (Foto: NOJ/ Romza)

Jombang, NU Online Jatim

Ada yang sangat menonjol dari sosok KH Abdul Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab. Dan dengan kelebihannya ini pula, mampu mengantarkan siapa saja yang meniru sifatnya akan memiliki derajat mulia.

 

“Ada dua yang ditanamkan Mbah Wahab yakni perjuangan dan tawadlu,” kata KH Musthofa Aqil Siroj, Selasa (22/06/2021) malam.

 

Penegasan tersebut dikemukakan saat menyampaikan mauidlah hasanah pada haul kelima puluh Mbah Wahab di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang.

 

Perjuangan yang dimaksud Pengasuh Pondok Pesantren Kiai Haji Aqil Siroj (KHAS)  Kempek, Cirebon tersebut adalah ikhtiar yang dilakukan Mbah Wahab. Yakni menempuh perjalanan sangat jauh untuk bertemu sejumlah kiai dan ulama.

 

Bahkan salah seorang Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengemukakan perkataan sekaligus pengakuan dari almaghfurlah KH Maimoen Zubair. Bahwa Mbah Wahab atau Kiai Wahab adalah penentu bagi berdirinya jamiyah Nahdlatul Ulama (NU).

 

“Andaikata tidak ada Kiai Wahab, tidak akan ada Nahdlatul Ulama,” katanya.

 

Hal tersebut dibuktikan dengan perjuangan Mbah Wahab yang rela menempuh perjalanan jauh hingga menjangkau kawasan pelosok.

 

Mbah Wahab naik perahu, sepeda onthel (angin) dan berjalan kaki untuk menghampiri sejumlah mushala di pedalaman. Tujuannya sebagai sarana untuk memberi ruang kepada generasi setelahnya.

 

“Ini lho, saya sudah membuat ruang dengan muter-muter untuk rumahmu,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Majelis Dzikir Hubbul Wathon tersebut.

 

Kendati dikenal memiliki dedikasi tinggi dan pekerja keras, namun Mbah Wahab adalah sosok yang mutawadlu atau rendah hati. Hal itu dibuktikan dengan diberi jabatan sebagai rais akbar, ternyata tidak berkenan.

 

“Yang rais akbar, Mbah Hasyim wae (saja),” katanya.

 

Padahal dalam pandangannya, siapa saja akan mafhum bahwa yang bekerja keras menyapa kawasan pedalaman dan mendirikan NU adalah Mbah Wahab. Namun soal jabatan yang disandang adalah cukup rais aam.

 

“Ini menunjukkan bahwa beliau adalah tawadlu,” tegasnya.

 

 

Haul emas virtual 50 tahun KH Abdul Wahab Chasbullah dimulai dengan diawali pembacaan tahlil dan istighotsah. Dalam pantauan NU Online Jatim, acara ini diawali dengan pembacaan tahlil dan istighotsah yang dipimpin KH Abdul Kholiq. Tampak hadir mengikuti pembacaan tahlil dan doa bersama dalam acara ini keluarga besar Mbah Wahab. Di antaranya putra putri Mbah Wahab, yaitu Mundjidah Wahab dan KH Hasib Wahab.

 

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru