• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Lesbumi NU Ponorogo Bersama Lintas Iman Rayakan Haul Gus Dur

Lesbumi NU Ponorogo Bersama Lintas Iman Rayakan Haul Gus Dur
Haul Gus Dur yang diadakan Lesbumi NU bersama lintas iman di Kabupaten Ponorogo, Ahad (06/12/2020). (Foto: NOJ/ Sayyid Kevin Mujahid).
Haul Gus Dur yang diadakan Lesbumi NU bersama lintas iman di Kabupaten Ponorogo, Ahad (06/12/2020). (Foto: NOJ/ Sayyid Kevin Mujahid).

Ponorogo, NU Online Jatim

Bulan Desember acap kali disebut bulannya Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), baik bagi warga Nahdliyin maupun lintas iman. Beliau Wali Allah, yang menjadi patron dalam menjaga Bhineka Tunggal Ika sesuai Pancasila. Tak hanya di kota-kota besar yang ada di Indonesia, rangkaian Haul Gus Dur diselenggarakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari dusun hingga pelosok desa.

 

Tak ayal bila di Bumi Reyog Ponorogo, acara Haul Gus Dur ke-11 juga digelar. Seperti yang diikuti 25 peserta perwakilan lintas iman dari berbagai aliran agama di pendopo Makam Batoro Khatong,  Setono, Kabupaten Ponorogo, Ahad (06/11/2020). Mereka duduk bersama merayakan Haul Gus Dur dan mempererat persaudaraan.

 

Dengan tema "Potret Kecil Indahnya Indonesia Berbhineka", masing-masing perwakilan agama saling berbagi cerita dan pengalaman untuk persatuan dan kesatuan umat.  Acara ini diinisiasi Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) yang dituangkan dalam Presedium Lintas Iman dan Budaya.

 

Acara tersebut diawali dengan ziarah makam Batoro Khatong bersama lintas iman dan dilanjutkan dengan berdoa bersama dan gerduri serta ramah tamah.

 

Abdul Muis, Presedium Lintas Iman dan Budaya mengatakan, dirinya sangat bersyukur di usia yang ketiga tahun bisa istiqamah mempererat persaudaraan dan persatuan antar umat beragama. Sehingga apa yang dilakukan bisa memujudkan Bhineka Tunggal Ika. "Kebhinekaan ini nantinya betul-betul akan menjadi Ika," katanya.

 

Selain itu, pria yang akrab dipanggil Gus Muis ini mengungkapkan, sosok Gus Dur merupakan simbol besar yang mengangkat perbedaan menjadi benar-benar Bhineka Tunggal Ika.

 

"Menjadi cair tidak terpecah-pecah. Kenapa Gus Dur, karena Gus Dur yang mencoba untuk mengaitkan antara perbedaan-perbedaan itu. Sehingga persamaan yang kita lihat," paparnya.

 

Tak hanya di kalangan umat Islam, bagi umat Kristen di Ponorogo, Gus Dur juga mendapatkan tempat dihati mereka. Seperti yang disampaikan Romo Vikep Surabaya Barat Romo Bowo. Menurutnya, Gus Dur sosok yang sederhana serta mudah menerima orang. "Saya kenal Gus Dur, dia teman saya. Ngobrol-ngobrol enak," kenangnya.

 

Romo Bowo menegaskan, dengan adanya wadah pemersatu bangsa seperti Presedium Lintas Iman dan Budaya memiliki dampak yang sangat positif. Diantaranya dapat mencegah adanya terorisme dan radikalisme. "Supaya tidak ada driskiminasi dan intoleransi," tegasnya.

 

Dengan adanya presedium tersebut, membuat umat Hindu di Ponorogo merasa tidak sendiri di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjunjung Bhinneka Tunggal Ika. Mereka merasa mendapatkan tempat dan saudara.

 

"Kita akui saja ya, hari ini sudah mulai sedikit terdegradasi dengan keberadaan kelompok-kelompok radikalis. Jujur saja bisa mengacam Kebhinekaan ini," terang Gede Eka, Sekertaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ponorogo.

 

Hal itu dapat dicegah, lanjut Gede, dengan kerukunan antar umat beragama dan penganut antar kepercayaan dengan kegiatan seperti yang dilakukan Presedium Lintas Iman dan Budaya. "Sehingga tetap ada dan terjaga persatuan antar umat," ujarnya.

 

Gede juga mengungkapkan, keberadaan Gus Dur di hati umat Hindu adalah Patron atau Bapak Pruralisme. "Yang mengajarkan bahwa kebhinekaan itu adalah suatu yang nyata. Jadi, sosok beliau (Gus Dur) memang sangat kami kagumi sebagai Bapak Pluralisme yang mengajarkan kami bahwa perbedaan itu tidak harus menjadi sebuau jarak," tuturnya.

 

Hal senada diungkap Suwandi Citapanyo, Ketua Wihara Dharma Dwipa Buddha Ponorogo. Umat Buddha juga ingin aktif dalam kegiatan-kegiatan seperti di Presedium Lintas Iman dan Budaya.

 

"Khususnya kami yang minoritas itu ada tempat, ada wadah dan ikut kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan-kegiatan sosial dengan teman-teman yang ada di Ponorogo ini,"ungkapnya dengan penuh harap.

 

Suwandi juga menyampaikan rasa kagum umat Budha di Ponorogo atas apa yang pernah dilakukan Gus Dur kala. "Bagi kami, terutama saya, KH Abdurrahman Wahid adalah tokoh Nasional yang memperjuangkan hak-hak minoritas," ungkapnya.

 

 

Sementara Sunardi, Juru Kunci Makam Batoro Khatong menerima dengan baik perwakilan dari lintas iman yang ingin berziarah di makam Batoro Khatong.

 

"Itu sangat positif. Jadi zamannya orde baru yang namanya P4 (Pedoman Pengamalan dan Pengahayatan Pancasila) ya ini. Ini merupakan cermin Bhineka Tunggal Ika," pungkasnya.

 

Penulis: Sayyid Kevin Mujahid

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru