Mengenal Ngaji Bilingual Santri Pesantren Al-Azhar Prambon Nganjuk
Rabu, 20 Oktober 2021 | 15:00 WIB

Para santri Ponpes Al-Azhar, Dusun Waung, Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. (Foto: NOJ/ M Nazar Afandi).
Romza
Penulis
Nganjuk, NU Online Jatim
Pondok pesantren (Ponpes) Al-Azhar, Dusun Waung, Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk memiliki program mengaji bilingual. Selain dididik Ilmu Agama Islam, para santri juga dilatih memaknai kitab gandul atau kosongan dengan Bahasa Jawa dan Inggris.
Pengasuh Ponpes Al-Azhar, Haji Ali Fauzan didampingi Ustadz Eidil Fauzi mengatakan, bahwa program tersebut sudah sesuai dengan perkembangan zaman.
Ustadz Eidil menjelaskan, santri yang masih berusia anak-anak sudah bisa mendapat pendampingan belajar bilingual. Menurutnya, program itu difokuskan pada segi kemampuan percakapan Bahasa Inggris.
“Meskipun pendidikan Bahasa Inggris itu bisa didapat di jenjang pendidikan Madrasah Ibtida'iyah di Ponpes Al-Azhar. Tapi, bilingual itu hanya diberikan kepada santri yang tinggal di Ponpes,” ujar Eidil, kepada NU Online Jatim, Selasa (19/10).
Pria lulusan IAIN Kediri tersebut menjelaskan, para santri akan dilatih memaknai Kitab Mabadi Fiqih Juz 1 dengan dua bahasa sekaligus.
“Pertama, dari teks asli Arab ke makna Jawa. Kedua, dari Arab ke makna Inggris. Ketiga, itu translation atau terjemahan teks Arab ke Inggris, terus ada vocabulary, hingga diberikan kesimpulan,” ungkap Eidil yang aktif di Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Prambon ini.
Adapun target dari bilingual ini santri bisa menguasai percakapan Bahasa Inggris. Program ini sekaligus membuktikan bahwa pesantren di desa-desa itu bisa beradaptasi dalam perkembangan zaman.
Karena saat ini, kemampuan berbahasa Inggris itu tidak hanya dibutuhkan dalam satu mata pelajaran (mapel) saja.
Pada ajang Olimpiade Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Matematika se-Nasional, Bahasa Inggris sudah jadi standar di setiap soal. “Maka kita berinisiatif membuat sistem mengaji bilingual di Ponpes. Mereka, bisa bahasa Inggris. Kita tidak kalah dengan pendidikan umum, kita bisa menyesuaikan zaman,” ungkapnya.
Menurutnya, waktu belajar berbahasa asing bagi usia anak-anak itu butuh waktu lebih. Sementara pelajaran sekolah formal, waktunya itu tidak cukup. Padahal, mereka punya daya ingat yang baik.
Sekitar 30 santri Ponpes Al-Azhar ini mendapat pendampingan mengaji biliangual. Waktunya dimulai ba'da Shalat Subuh dan Shalat Isya’. Usai itu, mereka belajar mapel IPA dan Matematika. “Karena salah satu program dari Ponpes Al-Azhar ini memang fokus di bidang IPA dan Matematika,” imbuhnya.
Karena fokus dalam dua mapel itu, para santrinya sudah beberapa kali memenangkan berbagai Olimpiade IPA dan Matematika di tingkat Jawa Timur.
Kini, ia berharap, program biliangual itu bisa jadi daya tarik masyarakat sekitar. Nahdliyyin juga bisa mengenal program pesantren. Seusai bilingual Kitab Mabadi Fiqih, ia akan menyiapkan Bilingual untuk Hadist.
Penulis: M Nazar Afandi
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua