• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

Penolakan Kenaikan Harga BBM Kini Dilakukan PMII Madiun

Penolakan Kenaikan Harga BBM Kini Dilakukan PMII Madiun
PC PMII Madiun saat demo menolak kenaikan harga BBM, Rabu (07/09/2022). (Foto: NOJ/ Alfrida Permatasari)
PC PMII Madiun saat demo menolak kenaikan harga BBM, Rabu (07/09/2022). (Foto: NOJ/ Alfrida Permatasari)

Madiun, NU Online Jatim

Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Madiun menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Demonstrasi digelar di depan gedung DPRD Kota Madiun, Rabu (07/09/2022).


Dalam aksi tersebut, kader PMII Madiun bersama elemen mahasiswa yang berasal dari beberapa kampus kompak meneriakkan penolakan kenaikan harga BBM. Selain itu, massa aksi juga membawa poster berisi kecaman sebagai bentuk aksi protes.


Sebelum melakukan aksi turun ke jalan, massa telah dibekali dengan konsolidasi internal seperti melakukan kajian analisis aksi secara komprehensif. Sehingga muncul sikap penolakan terhadap kebijakan kenaikan harga BBM.


"Kami PMII bersikap, menolak dengan tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi," kata Intan Fatmawati, Ketua Umum PC PMII Madiun.


Intan mengatakan, pihaknya juga mendesak pemerintah untuk serius dalam memberantas dan memgusut tuntas mafia BBM. Kemudian, mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran.


"Kami juga mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi, dan kami menuntut pemerintah untuk menaikkan gaji atau UMR bagi masyarakat," ungkapnya.


Menurut aktivis lulusan Magister Fisika yang juga aktif menyuarakan isu sosial ini, kenaikan harga BBM akan berdampak buruk bagi masyarakat menengah ke bawah. Kenaikan harga BBM juga akan mempercepat inflasi yang tinggi dan meningkatkan rantai kemiskinan di Indonesia.


Intan juga menyampaikan, menaikkan harga BBM akan mengganggu perputaran roda ekonomi dalam sektor-sektor strategis negara, terutama sektor transportasi, industri, pertanian, kelautan, pariwisata dan sektor lainnya.


"Semestinya pemerintah bisa membuat opsi matang seperti memangkas daftar alokasi APBN yang tak logis tanpa harus menaikkan harga BBM dan memberantas penyalahgunaan penerima manfaat BBM bersubsidi. Selama ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat banyak praktik mafia BBM bersubsidi yang sangat merugikan rakyat dan negara," tuturnya.


Seperti diketahui, harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Perubahan harga berlaku satu jam usai pemerintah menetapkan kenaikan harga.


Sebelumnya, pemerintah menjanjikan bahwa tidak akan ada kenaikan harga BBM dalam tahun ini. Hal ini membuat masyarakat sempat mengalami Panic Buying di beberapa daerah termasuk di wilayah Madiun itu sendiri.


Selain Panic Buying, kenaikan harga BBM dinilai sangat berdampak bagi masyarakat khususnya masyarakat kecil ditengah tren inflasi dunia dan kesenjangan upah.


Saat ini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. Ketua Cabang PMII Madiun Intan Fatmawati mengatakan, ada lima tuntutan yang akan disuarakan dalam demonstrasi. 


Penulis: Alfrida Permatasari


Editor:

Matraman Terbaru