• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pustaka

Mengenal Lebih Dalam Pendidikan Islam Nusantara

Mengenal Lebih Dalam Pendidikan Islam Nusantara
Sebagai sebuah kajian akademis, pembahasan buku ini mendapat banyak respons terkait pro dan kontra. (Foto: NOJ/Risalatul M)
Sebagai sebuah kajian akademis, pembahasan buku ini mendapat banyak respons terkait pro dan kontra. (Foto: NOJ/Risalatul M)

Pendidikan Islam Nusantara merupakan salah satu kajian yang cukup menarik untuk ke depannya. Hal tersebut dikarenakan belum banyak akademisi yang menekuni kajian yang relatif baru ini. Dan kajian dalam buku kali ini berawal dari pentingnya memahami dan meneruskan tradisi ulama Nusantara untuk mengawal Islam dengan moderat dan toleran. Selain itu, buku Sejarah Pendidikan Islam Nusantara mengemban misi utama untuk mengisi kekosongan literatur dalam memaknai pendidikan Islam di Indonesia secara menyeluruh. 


Buku dengan tebal 302 halaman ini merupakan langkah kongkrit penulis dalam menggali semangat awal dari Islam Nusantara yang pada mulanya disebarkan melalui jalur pendidikan. Jika dilihat dari sisi waktu, Islam Nusantara bisa merujuk pada model keislaman di Indonesia dari masa lampau, sekarang hingga masa depan. Sementara itu, kalau dilihat dalam sudut pandang lain, hal tersebut dapat dikaji dalam perspektif ilmu fikih (hukum Islam), ekonomi, budaya, dakwah, politik dan pendidikan.


Istilah Nusantara sendiri sebenarnya sudah muncul sejak Mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Sumpah ini merupakan refleksi dan komitmen untuk menyatukan seluruh wilayah Nuswantoro, kemudian disebut Nusantara. Wilayah ini pada masa sekarang merujuk kepada seluruh wilayah negara Indonesia dan termasuk juga daerah Asia Tenggara seperti, Laos, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina dan Timor Leste. (Halaman: 11) 


Pemahaman terkait Islam Nusantara dalam kajian pada buku yang terbit Tahun 2021 ini, selain menggiring pembaca kepada perspektif pendidikan namun juga banyak membahas nilai-nilai filosofis dan teologis tentang munculnya istilah tersebut. Islam Nusantara dikembangkan dan dipelihara melalui jaringan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), yang mana dalam setiap dakwahnya memegang teguh empat prinsip ajaran Islam yakni, tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil) dan tasamuh (toleran).


Model ajaran Islam yang sangat tepat untuk diterapkan pada sebuah bangsa yang majemuk. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghargai tradisi serta tidak mengklaim agamanya sendiri paling benar. Buku ini sangat cocok untuk menambah khazanah keilmuan para pembaca. Hal ini sangat penting agar tidak terjebak dengan paham radikal yang jauh dari prinsip humanisme dan keramahan khas Nusantara.


Penyebaran Islam di Nusantara, dalam perkembangannya mendapat tiga tanggapan dari masyarakat, yaitu positif, negatif dan positif dengan syarat. Penerimaan dengan positif berarti menerima ajaran Islam dengan sikap yang lapang dan mendukung terhadap dakwah Islam. Penerimaan dengan negatif berarti menolak ajaran Islam yang dianggap baru dan menurutnya berpotensi melunturkan tradisi keyakinan terdahulu. Sedangkan penerimaan dengan positif bersyarat berarti menerima ajaran Islam dengan terbuka, melakukan dialog antar tradisi dan keyakinan sehingga memicu pengujian terhadap ajaran Islam.  Fakta ini dapat terjadi karena masyarakat Nusantara yang majemuk dalam segala hal. (Halaman: 12)


Sebagai sebuah kajian akademis, pembahasan dalam buku ini terlepas dari wacana Islam Nusantara yang mendapat banyak respons terkait pro dan kontra di khalayak ramai. Namun, kontribusinya dalam ranah pendidikan juga masih perlu adanya kajian lebih komprehensif.  

 

Identitas Buku
Judul: Sejarah Pendidikan Islam Nusantara
Penulis: Mukani dan Rif’atuz Zuhro
Penerbit: Ainun Media Jombang
Tahun Terbit: 2021
ISBN: 978-623-6811-98-6
Peresensi: Risalatul Mu’awanah, Direktur Lembaga Pers dan Penerbitan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pacitan.


Editor:

Pustaka Terbaru