• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Matraman

Santri di Ponorogo Diingatkan Etika di Ruang Digital

Santri di Ponorogo Diingatkan Etika di Ruang Digital
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, Pacitan Kiai Hammam Fathulloh HB. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, Pacitan Kiai Hammam Fathulloh HB. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Ponorogo, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, Kikil, Arjosari, Pacitan Kiai Hammam Fathulloh HB mengingatkan para santri perihal pentingnya etika di ruang digital. Dikatakan bahwa sebagai seorang santri harus membawa perubahan di dunia digital dengan sesuatu yang menarik bagi masyarakat umum.

 

Penegasan itu disampaikan saat seminar nasional Makin Cakap Digital di Pondok Pesantren Al Islam, Joresan, Mlarak, Ponorogo, Sabtu (26/08/2023). Kegiatan yang digelar oleh Arus Informasi Santri Nusantara (Aisnu) itu juga menghadirkan pemateri, Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Ais Nusantara Sukma Aji Pratama dan Sekretaris Nasional II Ais Nusantara Nadiya Irmasakti F.

 

Kiai Hammam Fathulloh menyampaikan, santri harus menyadari pentingnya peran santri dalam membawa perubahan di dunia digital. Hal itu tidak lain untuk menanggulangi konten-konten yang negatif.

 

“Misalnya banyak konten kreator yang viral namun bukan dari kalangan santri. Atau konten kreator viral tapi mengajarkan ajaran-ajaran radikalisme yang berlawanan dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah,” katanya.

 

Dirinya menjelaskan, setiap perkembangan dan kemajuan zaman bisa mengembangkan norma-norma yang berlaku, termasuk cara berinteraksi di ruang digital. Etika-etika yang dimiliki seorang santri di pesantren harus ditransformasikan ke ruang digital.

 

“Kita harus mengoptimalkan ruang digital dan sosial media untuk memberikan manfaat, minimal untuk diri sendiri dan meminimalisir mudharat,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa santri memiliki peluang untuk menguasai dan menjadi spesialis di berbagai bidang yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas, salah satunya dengan cara berdakwah dan menjadi penyambung lidah para ulama.

 

“Pesantren dan kalangan santri harus percaya diri dengan kemampuan, tidak boleh minder dan insecure. Melangkahlah dengan langkah yang baik maka akan meninggalkan jejak yang baik pula. Dari jejak yang baik itu akan jadi jariyah kita menuju jalan keabadian,” tandasnya.


Matraman Terbaru