• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Wayang Warisan Walisongo, Tetap Lestari di Ponorogo

Wayang Warisan Walisongo, Tetap Lestari di Ponorogo
Pagelaran Wayang Virtual Dalam Rangka Memperingati Hari Wayang Sedunia di Kabupaten Ponorogo, Sabtu (07/11/2020). (Foto: NOJ/ Yoga).
Pagelaran Wayang Virtual Dalam Rangka Memperingati Hari Wayang Sedunia di Kabupaten Ponorogo, Sabtu (07/11/2020). (Foto: NOJ/ Yoga).

Ponorogo, NU Online Jatim

Dinas Kebudayaan, Pariwisata,  Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) dan Persatuan Dalang Indonesia (Pepadi) Kabupaten Ponorogo mengajak Nahdlatul Ulama (NU) dan organisasi Islam lainnya bersinergi melestarikan seni dan budaya. Hal itu disampaikan usai gelaran wayang kulit virtual dalam rangka memperingati hari wayang sedunia di Padepokan Reyog Ponorogo, Jl Pramuka No 19 A, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (07/10/2020).

 

Yudha Slamet Sarwo Edi, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Ponorogo mengatakan, membuka lebar-lebar bagi organisasi Islam yang akan turut berkontribusi terhadap pelestarian kebudayaan adi luhung peninggalan nenek moyang. Seperti pada seni Reyog, Wayang dan lainnya.

 

"Saya contohkan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan di Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia) NU. Biasanya setiap bulan Lesbumi ada jagongan Ponorogan, ada saserahan. Itu Reyog juga pernah ditampilkan pada Harlahnya NU juga," katanya.

 

Yudha menjelaskan, pihaknya tentu sangat senang sekali bila diajak bersinergi dalam bersama-sama menjaga dan melestarikan seni budaya sebagai identitas Bangsa. "Nah, kemarin kita juga diajak dialog Ponoragan dalam rangka hari santri juga," terangnya.

 

Sementara itu Sindu Prawoto, Ketua Pepadi menuturkan, agama tanpa seni budaya anyep (rasa yang monoton) dan seni budaya tanpa agama itu bisa merusak. Sehingga keduanya harus berjalan seiringan.

 

"Dari organisasi berbasis agama hendaknya bisa menampung bagaimana seni budaya ini tetap bisa dimasuki atau dikemas. Kalau Islam ya budaya-budaya Islami. Sehingga bisa berjalan seiring, kan jadi lengkap," ujarnya.

 

Pada zaman Walisongo sendiri, lanjutnya, Kanjeng Sunan Kalijogo juga menggunakan budaya wayang kulit untuk secara teknis merangkul umat yang mayoritas pada saat itu masih non-muslim. "Sehingga melalui wayang syiar agama Islam pada saat itu bisa tercapai," paparnya.

 


 

Sementara itu ditempat terpisah Ahmad Sauji, Ketua Lesbumi NU Ponorogo saat dihubungi NU Online menambahkan, pihaknya sudah memiliki kesenian wayang. Ia juga menyampaikan selamat hari wayang kulit sedunia.

 

"Lesbumi Ponorogo punya wayang HOR. Semoga seni dan budaya terus bisa kita jaga dan lestarikan bersama-sama," pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru