• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

2 Amal Harus Dimiliki Manusia sebagai Bekal Menghadap Allah

2 Amal Harus Dimiliki Manusia sebagai Bekal Menghadap Allah
KH M Syukron Djazilan saat menyampaikan 2 amal yang harus dimiliki manusia. (Foto: NOJ/ Yuli Riyanto)
KH M Syukron Djazilan saat menyampaikan 2 amal yang harus dimiliki manusia. (Foto: NOJ/ Yuli Riyanto)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Modal amalan yang harus dimiliki manusia ketika menghadap Allah SWT (meninggal dunia) ada dua, yakni amal saleh dan amal jariyah. Penegasan itu disampaikan oleh KH M Syukron Djazilan dalam acara haul Mbah Husein di Masjid Badrul Hasan, Dusun Keling, Desa Jumputrejo, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Sabtu (10/06/2023) malam.

 

Kiai Syukron menuturkan, amal saleh adalah amal yang baik dan ikhlas. Menurutnya, kadang ada amalan yang baik tapi tidak ikhlas. Contohnya, menghadiri pengajian tapi mengeluh, itu baik amalnya tapi belum jadi amal saleh karena masih mengeluh.

 

“Berjuang mengurusi masjid harus dengan ikhlas, memperjuangkan Nahdlatul Ulama (NU) yang ikhlas, mengurusi masyarakat harus ikhlas, ngaji yang ikhlas. Sebab kalau amal kita baik tapi tidak ikhlas itu belum termasuk amal yang saleh,” tutur Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Surabaya tersebut.

 

Pria yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya ini menambahkan, amalan kedua yakni amal jariyah. Yakni suatu hal yang bisa dilakukan manusia selama hidup di dunia. Di antaranya, suka memberi (dermawan), membantu sesama, tidak pelit, dan lainnya.

 

“Mari kita suka sedekah dan jariyah untuk modal ketika menghadap Allah SWT. Semoga para sesepuh dan leluhur merasa bahagia di alam barzah seperti kebahagiaan kita hari ini. Mudah-mudahan mereka mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT,” ujarnya.

 

Pembina Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya tersebut bercerita, ketika KH Husein Ilyas gurunya berkata pernah diperintah oleh para kiai dan sesepuh untuk mengadakan acara haul seperti ini. Haul tidak hanya ditujukan untuk satu orang saja melainkan untuk ahli kubur se-desa.

 

“Mengapa demikian? Karena para ulama dan sesepuh itu mimpinya sama, di alam kubur itu mereka tidak kuat dengar jeritan dan tangisan ahli kubur yang disiksa di alam kubur. Kata para ulama yang mengerti, mereka disiksa karena tidak ada yang mendoakan,” ungkapnya.

 

Untuk itu, dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini mengajak semua yang hadir untuk selalu mendoakan para ahli kubur. Caranya bisa dengan membacakan kalimat thayyibah seperti istighfar, shalawat, dan tasbih.

 

“Menurut para ulama sepuh kalau mendoakan ahli kubur itu paling tidak jangan lupa membaca Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil Adzim, di samping istighfar dan kalimat tauhid La ilaaha illallah,” pungkasnya.

 

Diketahui, kegiatan ini diwarnai dengan penggalangan donasi pengadaan mobil ambulans oleh pengurus Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PRNU Jumputrejo, Sukodono, Sidoarjo.


Metropolis Terbaru