• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Perumpamaan Teman yang Baik

Perumpamaan Teman yang Baik
Ilustrasi pertemanan sejak kecil (Foto:NOJ/bola.com)
Ilustrasi pertemanan sejak kecil (Foto:NOJ/bola.com)

Hidup tanpa memiliki teman akan terasa kering. Islam menganjurkan untuk mencari teman yang baik agar bisa memberikan manfaat kebaikan dalam pertemanan itu. Memang, mencari dan memilih teman yang baik bukan perkara mudah, akan tetapi tanpa berusaha mencarinya, maka mustahil akan menemukannya.
 

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
 

Artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya. (HR.Al-Bukhari: 5108, Muslim: 2628), Ahmad:19163)
 

Hadits ini dijelaskan dalam kitab Manar Al-Qari karya Hamzah Qasim sebagai berikut:
 

والمعنى: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - شبه الجليس الصالح في دينه وخلقه بمن يحمل معه مسكاً، وشبه جليس السوء بمن ينفخ كيراً وهو آلة من الجلد ينفخ بها الحداد على النار
 

Artinya: Nabi Muhammad mengumpamakan teman baik (dalam agama dan akhlaknya) dengan orang yang membawa minyak misik yang harum. Sedangkan teman buruk diumpamakan dengan pandai besi yang dapat memercikkan api.
 

Berteman, bersahabat merupakan bentuk interaksi sosial yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang. Maksudnya jika pertemanannya itu benar, maka akan banyak ilmu, hikmah, dan manfaat yang didapat. Namun, jika salah pertemanannya, maka kesalahan (yang diibaratkan percikan api) itu juga akan mengenainya.
 

Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang salah. Tapi, tidak sedikit orang yang mendapatkan manfaat maupun kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang baik.
 

Hadits ini memberikan pesan bahwa paling tidak ada dua manfaat jika bersahabat dengan teman yang baik; kita akan menjadi sosok yang baik dan mendapatkan inspirasi positif dari kebaikannya. Sebab sangat sia-sia jika pertemanan tidak memberikan unsur kebaikan sama sekali. Ibn Athaillah mengatakan dalam kitab Al-Hikam:
 

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
 

Artinya: Jangan berteman (bergaul) dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu (untuk meraih ridha Allah) dan ucapannya tidak menunjukkanmu kepada Allah.
 

Perlu diingat bahwa jenis pertemanan itu ada yang sifatnya ta’aruf (kenal secara sengaja) seperti kenal seseorang di pesawat, bus, kereta, fasilitas umum, dipertemukan calon dan lainnya. Ada pula pertemanan yang bersifat tarikhan (kenal sejak lama), misalnya kenal sejak di kampung, sejak masa sekolah, masa kecil dan lainnya. Ada juga pertemanan yang bersifat ahammiyatan (kepentingan saja) seperti untuk bisnis, proyek, dan lainnya. Ada pula pertemanan sebab satu profesi dan kesamaan hobi. Namun yang patut diwaspadai adalah pertemanan yang bersifat ‘aduwwun (musuh), yakni seolah baik padahal menikam dari belakang.
 

Dengan demikian, beberapa jenis pertemanan di atas, sebaiknya pilih teman yang suka berbuat baik akan membentuk kebiasaan baik pada sekelilingnya. Pun sebaliknya pertemanan dengan orang yang gemar melakukan keburukan akan mempengaruhi sekelilingnya untuk berbuat buruk.


Editor:

Keislaman Terbaru