• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Ada 27 Titik Rukyatul Hilal di Jatim, Kecil Kemungkinan Terlihat

Ada 27 Titik Rukyatul Hilal di Jatim, Kecil Kemungkinan Terlihat
Ilustrasi rukyatul hilal. (Foto: NU Online)
Ilustrasi rukyatul hilal. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur akan melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal pada Jumat (01/04/2022) pekan depan. Karena ketinggian hilal dan kendala cuaca yang tak bersahabat, kemungkinan kecil hilal atau anak bulan bisa terlihat, sehingga sangat mungkin 1 Ramadlan 1443 Hijriyah jatuh pada Ahad (03/04/2022).


“Kita sudah berkoordinasi dengan teman-teman di 27 titik karena (rukyatul hilal kali ini) kategori kritis dan krusial, sedangkan masyarakat butuh kepastian juga. Karenanya saya mohon teman-teman benar-benar melakukan rukyatul hilal, berhasil atau tidak berhasil (melihat hilal),” kata KH Shofiullah atau Gus Shofi, Ketua LFNU Jatim, kepada NU Online Jatim, Sabtu (26/03/2022).


Gus Shofi mengatakan, pada saat dipantau, ketinggian hilal dua derajat lebih sedikit di atas ufuk. Dia menyebut ketinggian hilal saat dipantau sangat mepet sehingga kecil kemungkinan dapat terlihat. “Ini lumayan krusial untuk (penentuan) awal Ramadlan, karena ketinggiannya mepet, dua derajat lebih sedikit,” ujarnya.


Selain soal ketinggian hilal, hal lain yang menghalani pemantauan ialah kondisi cuaca yang diprediksi mendung. Gus Shofi menyebutkan, biasanya pada bulan April-Mei cuaca mendung dan gerimis, sehingga menghalangi pemantauan hilal. Hal itu menegaskan keterangan BMKG yang memperkirakan bahwa pada 1 April nanti hilal sulit terpantau.


Mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Gus Shofi mengatakan ada beberapa titik di kabupaten-kota di Jatim yang berpotensi melihat hilal. “Biasanya di Gresik Condrodipo, Tanjung Kodok (Lamongan), di Tuban, kemudian di Denanyar Jombang. Itu biasanya yang sering melihat (hilal),” kata Gus Shofi.


Di titik-titik potensial itu tim LFNU juga sudah memiliki teropong yang canggih. “Tidak semua (teropong milik LFNU di kabupaten/kota) canggih, masih ada yang alat-alat seadanya. Kalau di titik berpotensi melihat hilal, semua punya alat yang canggih,” ujarnya.


Namun, seperti diberitakan sebelumnya, apa pun hasil rukyatul hilal nanti, besar kemungkinan penetapan 1 Ramadhan 1443 Hijriyah oleh pemerintah berbeda dengan NU. Sebab, terdapat perbedaan kriteria soal ketinggian hilal antara pemerintah dengan NU. NU memegang pendapat minimal ketinggian hilal dua derajat, sementara pemerintah minimal tiga derajat.


Adapun Muhammadiyah sudah sejak jauh hari mengumumkan bahwa 1 Ramadlan 1443 Hijriyah jatuh pada 2 April 2022, berdasarkan hitungan metode hisab wujudul hilal. “Yang jelas kalau tidak berhasil (melihat hilal) tetap saja ada yang berbeda,” tandas Gus Shofi.


Metropolis Terbaru