• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Metropolis

HAJI

Cerita Toru Tokoi dari Jepang Bisa Berangkat menuju Baitullah

Cerita Toru Tokoi dari Jepang Bisa Berangkat menuju Baitullah
Toru Tokoi dari Jepang dan saat ini tinggal di Bali bersama istri akan berangkat menuju baitullah. (Foto: NOJ/Kumparan.com)
Toru Tokoi dari Jepang dan saat ini tinggal di Bali bersama istri akan berangkat menuju baitullah. (Foto: NOJ/Kumparan.com)

Surabaya, NU Online Jatim

Toru Tokoi merupakan jamaah haji asal Desa Dangin Puri Kelod, Denpasar Timur, Bali. Pria kelahiran 73 tahun lalu ini telah mendaftar pada tahun 2011 dan berangkat haji melalui Embarkasi Surabaya, Sabtu (11/06/2023). Dirinya berangkat memenuhi panggilan Allah bersama istrinya. 


"Istri saya awalnya yang mengajak saya mendaftar haji. Saya tidak keberatan karena saya ingin menemaninya, " katanya di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.


Toru sebenarnya berkesempatan berangkat haji tahun 2020, namun pandemi Covid-19 membuatnya dan istri tak bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut.


"Tahun 2022 kemarin juga tidak bisa berangkat, karena jamaah haji usia 65 tahun ke atas belum diijinkan menunaikan ibadah haji," ujarnya.


Bersyukur, setelah menunggu 12 tahun, Toru Tokoi mendapat panggilan ke baitullah melalui Embarkasi Surabaya kelompok terbang atau kloter 46.


Sekadar diketahui bahwa Toru Tokoi adalah berasal dari kota Tochigi, sekitar 100 km di sebelah utara Tokyo dan telah menetap di Indonesia sejak 1995.  Dia mempersunting perempuan asal Bali yang menjadi istrinya hingga kini. Sejak tahun itu pula dia bersaksi mengucapkan dua kalimat syahadat.


"Alhamdulillah, karena saya sudah menjadi muslim, tahun 1996 saya juga sudah dikhitan. Hanya saja karena sudah usia dewasa jadi agak susah prosesnya," ucapnya. 


 Menurutnya, di Indonesia agama merupakan bagian tak terpisahkan dalam berbagai aspek kehidupan. Toru Tokoi mengaku sangat terkesan dengan kehidupan beragama di Indonesia. Hal itu berbeda dengan di Jepang.


"Di sana agama hanya berfungsi secara seremonial ketika seseorang meninggal. Sehari-hari tak tampak kehidupan beragama. Libur nasional karena hari raya keagamaan saja tidak ada, " jelasnya.


Di usianya yang sudah lebih dari 70 tahun ini, bapak satu anak ini masih aktif bermain tenis setidaknya 3 kali dalam sepekan. Ia mengaku tinggal menikmati masa tuanya.


"Dulu saya mengelola bimbingan belajar yang cukup besar untuk tes masuk SMA dan universitas di Jepang. Saya juga mengajar untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris," katanya.


Kini dia telah menyerahkan manajemen bimbingan belajar tersebut kepada temannya. Dia menjalani hari-harinya bersama istrinya di Denpasar, Bali. Dan ketika di Tanah Suci nanti, Toru Tokoi akan berdoa agar keluarganya aman sejahtera dan diberi umur panjang.


Metropolis Terbaru