• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Dokter Shinta Edukasi Masyarakat tentang Perbedaan TIA dan Stroke

Dokter Shinta Edukasi Masyarakat tentang Perbedaan TIA dan Stroke
Ilustrasi. (Foto: NOJ/Salsabila)
Ilustrasi. (Foto: NOJ/Salsabila)

Surabaya, NU Online Jatim

Spesialis saraf RSI Unisma, dr Shinta Kusumawati menjelasan tentang berbedaan pada Transient Ischemic Attack (TIA) dan Stroke, Jum’at (22/07/2022). Ia mengatakan bahwa seringkali masyarakat menyamakan keduanya.

 

“Di masyarakat kadang kala sering disamakan, padahal itu berbeda,” katanya.

 

Ia menjelaskan bahwa TIA berbeda dengan stroke. TIA juga merupakan sebuah faktor resiko terbesar terjadinya stroke atau gejala yang menyerupai stroke seperti pelo, lemah separuh badan, sakit kepala hebat, bahkan hilang kesadaran yang bersifat sementara.  

 

“Jika sekilas dari definisinya secara umum memang dibedakan pada konsep kejadian maupun lama keluhan. Jika kita mengenal stroke, itu pasti langsung menyebutkan seseorang yang tiba-tiba lumpuh separuh badan. Tetapi sebetulnya perbedaan itu bisa dilihat dari seberapa lama gejala tersebut dirasakan. Kalau misal lumpuh separuh badannya itu membaik selama 24 jam atau kurang dari 1 jam dan akhirnya membaik itu bisa dikatakan sebagai TIA. Tetapi kebanyakan orang banyak yang menyepelekan karena hanya bersifat sesaat dan akhirnya bisa menjadi stroke,” katanya. 

 

Dirinya juga menjelaskan bahwa pentingnya masyarakat untuk memahami faktor-faktor gejala TIA dan stroke karena dengan adanya pengetahuan tersebut dapat memberikan kecepatan dalam melakukan sebuah tindakan penanganan. Tindakan cepat harus dilakukan dengan membawa penderita ke rumah sakit. Oleh karena itu, untuk mengenali gejala awal masyarakat dapat menggunakan metode Face, Arm, Speech, Time (FAST). 

 

“Pertama, face yang merupakan gejala yang dilihat dari wajah seseorang yang tampak tidak normal seperti turun sebelah dan tidak simetris. Kedua, Arm yang merupakan gejala stroke yang dilihat dari lengan penderita menjadi lemah atau tiba-tiba lumpuh. Ketiga, Speech yang merupakan gejala stroke dilihat dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara. Keempat, Time yang merupakan metode terakhir setelah tiga metode sebelumnya untuk segera secepat mungkin membawa pasien ke rumah sakit terdekat,” ungkapnya.

 

Ia juga mengungkapkan, pentingnya untuk memberikan kecepatan dalam penanganan gejala TIA dan stroke. Karena secepat mungkin dan sedini mungkin faktor resiko itu terkendali maka itu akan lebih baik dan dapat membantu kesembuhan pasien. 

 

“Jika kita cepat memberikan pertolongan maka akan memberikan dampak kesembuhan yang lebih lebih baik kepada mereka yang terlambat dalam dibawa kerumah sakit,” terangnya. 

 

Untuk kesembuhan pada stroke pun tergantung keluhannya. Tidak semua pasien stroke mempunyai kesamaan, karena adanya perbedaan pada faktor resikonya. 

 

"Makin banyak faktor resiko yang dialami seperti makin luas penyumbatan atau makin berat kelumpuhan maka makin buruk atau tidak baik juga kondisinya," pungkasnya.

 

Penulis: Salsabila


Metropolis Terbaru