• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Gus Salam: Lailatul Ijtima Upaya Perkokoh Aswaja dan Ukhuwah

Gus Salam: Lailatul Ijtima Upaya Perkokoh Aswaja dan Ukhuwah
KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam, Wakil Ketua PWNU Jatim. (Foto: NOJ)
KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam, Wakil Ketua PWNU Jatim. (Foto: NOJ)

Surabaya, NU Online Jatim

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Abdussalam Shohib mengatakan, tradisi lailatul ijtima atau malam pertemuan warga Nahdlatul Ulama (NU) memiliki banyak manfaat. Di antaranya untuk menguatkan diri dalam memperkokoh paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan ukhuwah Islamiyah.

 

“Lailatul ijtima telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan Nahdliyin. Tradisi yang telah mengakar kuat ini harus terus dilestarikan sebagai bagian dari amaliyah ulama NU,” ujarnya dalam Lailatul Ijtima Spesial Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah yang disiarkan di kanal youtube NU Channel, Selasa (01/07/2023) malam.

 

Agenda tersebut diikuti sejumlah tokoh, di antaranya KH Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar) dari Pesantren Al Falah Ploso, Kediri dan Agus Muhammad Iqdam Khalid (Gus Iqdam) pimpinan Majelis Taklim Sabilu Taubah, Blitar. Tak lupa, ada juga KH Said Aqil Siradj yang merupakan Mustasyar PBNU sekaligus mantan Ketua Umum PBNU.

 

Dalam kesempatan itu, Gus Salam menyampaikan rasa bahagia karena bisa bersilaturahim dengan Kiai Said, sapaan karib KH Said Aqil Sirodj. “Sosok KH Said Aqil Siradj adalah pemimpin luar biasa, ilmiah, dan pemberani yang telah meninggalkan banyak cerita yang tak terlupakan dalam sejarah NU,” ungkapnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar itu pun menyebutkan, bawa ada dua momen bersejarah yang selalu ia kenang terkait perjuangan Kiai Said, khususnya di NU. Pertama, saat Kiai Said menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, ketika terjadi kasus Gayus Tambunan.

 

“Dengan tegas, NU menyatakan bahwa membayar pajak tidak wajib jika penegak hukumnya tidak amanah. Momen ini menunjukkan betapa nalar kritis NU tidak pernah berhenti dalam menjunjung tinggi keadilan,” ucap Gus Salam.

 

Kedua, yaitu ketika rencana penerapan full day school di tahun 2016. Gus Salam menyadari bahwa kebijakan tersebut dapat membahayakan madrasah-madrasah diniyah, TPQ dan TPA, yang merupakan embrio utama dalam melahirkan kader NU dengan paham Aswaja yang kuat.

 

“Dengan keberanian yang luar biasa, KH Said Aqil Siradj dengan lantang menyatakan bahwa NU tidak setuju dengan pelaksanaan full day school. Akhirnya, perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan adanya perbaikan,” tandasnya.

 

Penulis: Lailatul Maghfiro


Metropolis Terbaru