• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Metropolis

Gus Yahya: Al-Qur’an Tak Jadi Hina hanya karena Dibakar Rasmus Paludan

Gus Yahya: Al-Qur’an Tak Jadi Hina hanya karena Dibakar Rasmus Paludan
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Foto: NOJ/ Dok PBNU)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Foto: NOJ/ Dok PBNU)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan aksi pembakaran Al-Qur’an oleh Rasmus Paludan tidak membuat Al-Qur’an menjadi hina. Bahkan, Gus Yahya menyangkan sikap ekstremis sayap kanan dan politisi rasialis Swedia-Denmark tersebut.


Diketahui, Paludan kembali melakukan aksinya membakar salinan Al-Qur’an pada Jumat (27/01/2023) waktu setempat. Aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut dilakukan di depan masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.


"Masjid ini tidak punya tempat di Denmark," kata Paludan dalam siaran langsung di halaman Facebooknya.


Gus Yahya menilai Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tak terhindarkan dari kesombongan identitasnya sendiri.


Whatever his cause is, it is doomed to fail. Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar,” kata Gus Yahya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/01/203) malam.


Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang itu menambahkan, meski kitab umat Islam dibakar, jelas Al-Qur’an tidak sedikit pun menjadi hina karena perbuatannya.


“Perbuatan Paludan justru akan sia-sia. Sebab, apabila dia bermaksud menjauhkan orang dari Al-Qur’an, perbuatan Paludan justru malah mendorong rasa penasaran mereka yang belum tahu isi Al-Qur’an,” ungkapnya.


Jika maksud pembakarannya untuk melampiaskan kemarahan kepada Turki, kata Gus Yahya, Al-Qur’an tidak menanggung apa pun yang menjadi tanggung jawab Turki.


Bahkan, bila bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawan Paludan sendiri.


“Jika terjadi konflik universal atas perbuatan Paludan, tidak akan ada kelompok, termasuk kelompok Paludan, yang bisa menang,” tandasnya.


Metropolis Terbaru