Halaqoh Nawaning Nusantara di Mojokerto, Menjaga Marwah di Era Digital
Sabtu, 27 Juli 2024 | 10:00 WIB
Mojokerto, NU Online Jatim
Halaqoh Nawaning Nusantara regional Jombang-Mojokerto menggelar pertemuan bertajuk ‘Nawaning Berdaya dan Berdakwah; Menjaga Marwah di Era Digital’. Acara ini tidak hanya menarik perhatian peserta dari Jombang dan Mojokerto, tetapi juga dihadiri oleh partisipan dari kota-kota lain di sekitarnya, Jum’at (26/07/2024).
Bertempat di Arrayana Hotel & Resort Trawas, Kabupaten Mojokerto, halaqoh kali ini menghadirkan tiga pemateri terkemuka yang memberikan wawasan mendalam terkait tema acara.
Dalam sambutannya, Pembina Forum Nawaning Nusantara, Nyai Hj Maslachatul Ammah mengingatkan para peserta halaqoh merupakan penerus para bu nyai dalam mensyiarkan agama, terutama di era digital yang serba canggih ini.
“Saya menekankan tanggung jawab besar para nawaning dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai agama dengan cara yang relevan dan efektif di tengah dinamika dunia digital,” ujarnya.
Ia menyebut, acara halaqoh nawaning nusantara ini menegaskan pentingnya sinergi antara ilmu, adab dan kesadaran dalam berdakwah di era digital. Dengan semangat untuk terus berkembang dan beradaptasi, para nawaning diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang efektif, memperkaya komunitas dengan ilmu yang bermanfaat dan juga sebagai role model dalam menjaga marwah agama.
“Semoga wawasan yang diperoleh dalam acara ini dapat menjadi bekal untuk melanjutkan perjuangan dalam dakwah dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan,” terangnya.
Pemateri pertama penulis novel Hati Suhita, Ning Khilma Anis menyampaikan pesan berharga mengenai tiga ciri manusia utama. "Seseorang harus memiliki sifat tadah yaitu menerima apa yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, pradah yaitu kesediaan untuk repot dalam berbagi ilmu, serta ora wegah atau tidak enggan turut berkontribusi dalam berdakwah," terangnya.
Pemateri kedua Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirun Bangkalan, Lora Ismael Al Kholili menekankan pentingnya ma'rifatul ilmi, yaitu konten harus didasarkan pada ilmu pengetahuan yang shahih.
"Selain itu ma'rifatul waqi', yaitu pemahaman mengenai realitas masyarakat dan selektivitas dalam menyampaikan ilmu. Serta ma'rifatul adab, yaitu etika dalam penyampaian ilmu tersebut," ujarnya
Pemateri ketiga Founder Komunitas Perempuan Membaca, Ning Iffah Hannah berbagi pandangan tentang pentingnya kesadaran dalam pembuatan konten.
"Ia menekankan bahwa setiap tindakan harus dilakukan dengan kesadaran penuh untuk menjaga kualitas dan dampak positif dari informasi yang disebarkan," jelasnya.
Penulis: Alfain Nurul Fawaiz
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
3
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
4
Ngaji Sewelasan Lesbumi NU Malang Bahas Transformasi Aksara di Pesantren
5
Khidmat dan Haru, MI At-Taqwa Bondowoso Wisuda 290 Santri
6
Kick Off Pelatihan Starline 2025, Lompatan Besar bagi LP Ma’arif NU Jatim
Terkini
Lihat Semua