• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Ketua NU Sidoarjo Imbau Orang Tua Hati-hati Pilih Pesantren bagi Anak

Ketua NU Sidoarjo Imbau Orang Tua Hati-hati Pilih Pesantren bagi Anak
Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Zainal Abidin. (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)
Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Zainal Abidin. (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pesantren merupakan tempat yang aman, layak dan tepat untuk belajar ilmu-ilmu ukhrawi maupun duniawi. Hubungan Nahdlatul Ulama (NU) dengan pesantren ibarat ikan dengan air, yang mana keduanya tidak mungkin bisa dipisahkan.

 

Sejak awal didirikan, pesantren adalah wadah perjuangan para ulama dalam membina akidah Islam Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja) dan mengajarkan akhlak mulia melalui ajaran Islam moderat. Para ulama pesantren dikenal memiliki kesamaan wawasan keagamaan dan kebangsaan di Indonesia.

 

Namun, belakangan ini eksistensi pesantren sedikit terganggu dengan adanya isu terorisme dan kekerasan seksual yang muncul serta menyeret nama baik pesantren. Menyikapi hal ini, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sidoarjo KH Zainal Abidin mewanti-wanti warga Nahdliyin untuk berhati-hati dalam memilih pesantren bagi buah hatinya.

 

“Kami berpesan kepada seluruh Nahdliyin khususnya di Kabupaten Sidoarjo agar hati-hati dalam memilih pesantren untuk anak-anaknya. Lihat dan cermati betul apakah pesantren itu masih mengajarkan paham-paham Aswaja,” kata Kiai Zainal saat ditemui NU Online Jatim di ruang kerjanya, Selasa (04/07/2023).

 

Menurut Kiai Zainal, fenomena yang muncul saat ini banyak pesantren yang hanya menamakan diri sebagai pesantren tapi tidak mengajarkan nilai-nilai Aswaja. Bahkan justru mengajarkan harakah yang menyimpang dari paham Aswaja.

 

“Bagaimana pun kita punya sejarah, ketika sejarah itu menanamkan nilai-nilai Aswaja dan mengembangkan pesantren-pesantren berpaham Aswaja. Insyaallah akan memberikan penguatan kepada masyarakat Indonesia untuk tetap mencintai bangsa dan negara Indonesia,” tegasnya.

 

Hal itu sesuai dengan jargon yang dulu pernah dikeluarkan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yakni hubbul wathan minal iman yang merupakan bagian dari ajaran Aswaja. Ada pun pesantren-pesantren yang berciri khas Aswaja itu para kiainya adalah alumni pesantren salaf yaitu pesantren yang belajar dan sistem mengajarnya mengikuti manhaj atau metode ulama-ulama terdahulu.

 

“Pesantren-pesantren yang tidak berhaluan Aswaja rata-rata kiainya bukan alumni pesantren salaf. Sedangkan pesantren-pesantren yang berpaham Aswaja itu para kiainya adalah lulusan dari pesantren salaf yang tersebar di seluruh Indonesia,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru