Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, KH Umarsyah mengajak masyarakat di wilayah untuk saling menghormati perbedaan pilihan politik dalam menyukseskan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menurutnya, urusan pilihan politik menjadi hak masing-masing orang, sehingga hal itu tak perlu dipermasalahkan. "Perbedaan itu fitrah manusia, termasuk perbedaan dalam pilihan politik," katanya yang dilansir dari jatim.antaranews.com, Selasa (13/02/2024).
Pihaknya menjelaskan, Pemilu juga menjadi bukti berjalannya iklim demokrasi tanah air dalam menentukan arah bangsa untuk lima tahun ke depan.
“Apalagi jika melihat proses pelaksanaan pemilu yang digelar lima tahun sekali, seharusnya sudah menjadi rutinitas masyarakat dalam menyuarakan pilihannya,” terangnya.
Ia menyebut, Pemilu merupakan perintah konstitusi yang tercantum dalam UUD pasal 22E ayat (2) yang menyebutkan bahwa pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden, serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Sesuai amanat UUD pasal 22E ayat (1), Pemilu dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Karena itu, konflik yang berujung terganggunya kondisi keamanan masyarakat karena didasari perbedaan pilihan sudah semestinya tidak muncul.
"Sudah rutin diselenggarakan setiap lima tahun sehingga harus disikapi sebagai hajatan rutin dan menjadi kebiasaan yang tidak perlu mengagetkan," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris PCNU Kota Surabaya, Masduki Toha berpesan kepada seluruh masyarakat di kota setempat agar berpartisipasi dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat pelaksanaan Pemilu 2024.
